GIZI
REMAJA
PENDAHULUAN
Remaja merupakan kelompok manusia
yang berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa (Jones, 1997). Permulaan masa
remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat
mencapai usia matang secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga negara.
Remaja sering kali disebut adolescence (adolescere dalam bahasa
latin) yang secara luas berarti masa tumbuh dan berkembang untuk mencapai
kematangan mental, emosional, social dan fisik (Hurlock, 1995). Masa remaja
menurut WHO adalah antara 10 – 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa
remaja berlangsung pada umur 12 sampai 21 tahun dengan pembagian masa remaja
awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir
(18-21 tahun).
Masa remaja adalah salah satu fase
yang penting dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Kondisi
seseorang pada masa dewasa banyak ditentukan oleh keadaan gizi dan kesehatan
pada masa remaja. Oleh karena itu status gizi dan kesehatan merupakan factor
penentu kualitas remaja. Dengan status gizi dan kesehatan yang optimal
pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi lebih sempurna.
Masalah gizi pada remaja muncul
dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi
gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Masalah gizi yang dapat terjadi
pada remaja adalah gizi kurang (under weight), obesitas (over weight)
dan anemia. Gizi kurang terjadi karena jumlah konsumsi energi dan zat-zat gizi
lain tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi paa remaja putri, gizi kurang
umumnya terjadi karena keterbatasan diet atau membatasi sendiri intik makannya.
Kejadian gizi lebih remaja disebabkan kebiasaan makan yang kurang baik sehingga
jumlah masukan energi (energy intake) berlebih, sedangkan kejadian
anemia pada remaja karena intik zat besi yang rendah. Remaja putri lebih
beresiko terkena anemia selain karena keterbatasan intik pangan hewani juga
karena menstruasi dan meningkatnya kebutuhan zat besi selama growth spurt.
Kebiasaan makan merupakan istilah untuk menggambarkan perilaku yang
berhubungan dengan makan dan makanan seperti tata krama, frekuensi makan
seseorang, pola makan yang dimakan, kepercayaan terhadap makanan (suka atau
tidak suka), cara pemilihan bahan makanan yang hendak di makan (Suhardjo,
1989). Kebiasaan makan pada remaja menurut Bourne (1979) menyatakan remaja
mempunyai kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan di luar rumah atau sekolah,
memilih makanan yang dianggap populer dan meningkatkan gengsi, serta mempunyai
kebiasaan makan tidak teratur.
Kebiasaan makan yang kurang baik pada remaja dan keinginan untuk
terlihat langsing, khususnya pada remaja putri seringkali menimbulkan gangguan
makan (eating disorder). Gangguan pola makan yang umum diderita
khususnya oleh remaja putri adalah bulimia dan anorexsia nervosa. Pada
masa remaja, khususnya remaja putri, dengan berat badan normal tidak puas
dengan bentuk dan berat badannya dan ingin menjadi lebih kurus. Pada remaja
putri ini pada umumnya ingin mempunyai bentuk badan yang lebih langsing,
ramping dan menarik.
PEMBAHASAN
A.PERUBAHAN
TUBUH YANG TERJADI PADA USIA REMAJA
Remaja didefinisikan sebagai tahap
perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai
sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia
20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun
bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Menururt Hurlock (1964) Remaja awal (12/13
th – 17/18 th), remaja akhir (17/18 th – 21/22 th). WHO menyatakan
walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas)
wanita, namun batasan itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun
usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20
tahun.
PSIKIS REMAJA
a.Remaja Awal
v Ketidakstabilan keadaan perasaan dan
emosi
Pada masa ini, remaja
mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Keadaan
semacam ini sering disebut strom and stress. Remaja sesekali
sangat bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang
meledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa percaya diri berganti rasa
ragu-ragu yang berlebihan, termasuk ketidaktentuan dalam menentukan cita-cita
dan menentukan hal-hal yang lain.
v Status remaja awal yang
membingungkan
Status mereka
tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan. Perlakuan orang tua
terhadap mereka sering berganti-ganti. Orang tua ragu memberikan tanggungjawab
dengan alasn mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat mereka bertingkah kekanak-kanakan,
mereka mendapat teguran sebagai “orang dewasa”. Karena itu, mereka bingung akan
status mereka.
v Banyak masalah yang dihadapi remaja
Remaja awal sebagai individu yang banyak
mengalami masalah dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan mereka lebih
mengutamakan emosionalitas sehingga kurang mampu menerima pendapat orang lain
yang bertentangan dengan pendapatnya. Faktor ini disebabkan karena mereka
menganggap bahwa dirinya lebih mampu daripada orang tua.
b.Remaja Akhir
Pada masa ini
terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagngan psikis.
v Stabilitas mulai timbul dan
meningkat
Stabilitas mulai timbul dan meningkat dalam aspek psikis. Demikian pula
stabil dalam minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian, pergaulan
dengan sesame ataupun lain jenis. Mereka mulai menunjukkan kemantapan serta
tidak mudah berubah pendirian.Proses menjadi stabil ini akan lebih cepat
apabila orang tua berperan dengan lebih demokratis.
v Citra diri dan
sikap pandang yang lebih realistis
Disini remaja mulai menilai dirinya sebagaimana adanya (apa adanya),
menghargai miliknya, keluarganya dan orang lain seperti keadaan sesungguhnya.
v Menghadapi
masalahnya secara lebih matang
Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan piker remaja akhir yang telah
lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih realistis.
v Perasaan menjadi lebih tenang
Mereka tidak lagi menampakkan gejala-gejala strom and
stress sehingga muncullah suatu ketenangan dalam diri mereka.
PERUBAHAN FISIK
a.Remaja
Awal
Ø Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat
Ø Dalam jangka 3-4 tahun anak
bertumbuh hingga tingginya hampir menyamai tinggi orang tua.
Ø Pertumbuhan
anggota badan dan otot-otot sering tidak seimbang.
Ø Pada laki-laki
mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha dan betis.
Pada wanita mulai menunjukkan mekar tubuh yang membedakannya dengan tubuh
kanak-kanak.
Ø Dalam hal
kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas dalam usia 12-14 tahun remaja
putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.
Ø Dalam masa
pertumbuhan ini baik remaja pria maupun remaja wanita cenderung ke arah
memanjang dibanding melebar.
Ø Kematangan
kelenjar seks pada usia 11/12 th – 14/15 th.Biasanya pertumbuhan itu lebih
cepat pada remaja putri dibanding remaja putra.
b.Remaja Akhir
Ø Pertumbuhan fisik remaja relatif
berkurang dengan kata lain tidak sepesat dalam masa remaja awal.Bagi remaja
pria pada usia 20 th dan remaja wanita 18 th keadaan tinggi badan mengalami
pertumbuhan yang lambat.
Ø Mengalami keadaan sempurna bagi
beberapa aspek pertumbuhan dan menunjukkan kesiapan untuk memasuki masa dewasa
awal. Seperti badan dan anggota badan menjadi berimbang, wajah yang simetris,
bahu yang berimbang dengan pinggul.
Kondisi
yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja:
ü Sistem
endokrin.
Bila sistem endoktrin berfungsi normal
maka anak akan memperlihatkan ukuran tubuh yang normal pula. Sebaliknya bila
anak mengalami kekurangan hormon pertumbuhan, maka akan menjadi kecil seperti
orang kerdil. Sedangkan yang kelebihan hormon pertumbuhan akan tumbuh menjadi
terlalu besar.
ü Pengaruh
keluarga.
Faktor keluarga ini meliputi faktor
keturunan maupun lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat
menjadi lebih tinggi dari anak lainnya.
ü Pengaruh
Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi cukup
biasanya akan lebih tinggi tubuhnya.
ü Gangguan
emosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan
emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan
ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar
pituitari. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajanya terhambat dan
tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
ü Jenis
kelamin.
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dari anak perempuan. Kecuali pada usia antara 12-15 tahun anak
perempuan biasanya akan sedikit lebih tnggi dan lebih berat dari anak
laki-laki. Tejadinya perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang
dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari perempuan.
ü Status
sosial ekonomi.
Anak-anak yang berasal dari keluarga
dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil ari pada anak yang
berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya tinggi.
ü Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit,
biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
B.
KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA USIA REMAJA
Tabel berikut memuat perkiraan kebutuhan berbagai zat gizi pada usia
remaja.
Anjuran
kecukupan gizi pada usia remaja (13-18 tahun).
Jenis
Kebutuhan zat gizi
Kelamin Umur(th) Berat(kg)
Energi(kal) Protein(gr)
Vit.A(RE) Fe(mg)
Laki-laki 13-15 45 2400 64 600 17
16-19 56 2500 66 600 23
Perempuan
13-15 46 2100 62 500 19
16-19 50 2000 51 500 25
Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk
menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik, seperti olahraga
yang diikuti baik dalam kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Remaja dan
eksekutif muda yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi
yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.
Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi
yang dibutuhkan relatif sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan
perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan kebutuhan energi untuk laki-laki
dan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan pertumbuhan.
Kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja
dan dewasa muda perempuan 2000-1200 kkal sedangkan untuk laki-laki antara
2400-2800 kkal setiap hari.AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari
sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil
olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung,
gula, dan lain-lain.
Ø Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada
masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada
awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan
laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dulu.Pada akhir masa
remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5 – 2,0 gr/kg
BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk
perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Makanan sumber protein hewani bernilai
biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam
amino esensial yang lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai
sumber protein adalah: daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih
(ayam, ikan, kelinci), susu dan hasil olahannya (keju, mentega, yakult), kedele
dan hasil olahannya (tempe, tahu), kacang-kacangan, dan lain-lain.
Ø
Lemak
Kebutuhan lemak pada remaja dihitung
sekitar 37% dari asupan energi total remaja, baik laki-laki maupun perempuan.
Remaja sering mengkonsumsi lemak yang berlebih. Sehingga dapat menimbulkan
berbagai masalah gizi. Cara yang dipergunakan untuk mengurangi diet berlemak
adalah dengan memanfaatkan aneka buah dan sayur serta produk padi-padian dan
sereal, juga dengan memilih produk makanan yang rendah lemak.
Ø Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja
relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan perkembangan
endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20 persen
pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50 persen massa tulang dewasa dicapai pada
masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per
hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling
baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan,
kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
Ø Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga
meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja
laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi
haemoglobin (Hb).Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan,
kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama
menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi
dibandingkan laki-laki.
Perempuan dengan konsumsi besi yang
kurang atau mereka dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia
gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan limiting factor untuk
pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat
besi.
Hal lain yang perlu diingat, adalah
bioavailability dari makanan umumnya sangat rendah yaitu <10 persen. Sumber
besi dari hewani mempunyai bioavailability yang lebih tinggi dibandingkan
sumber nabati.AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 19-26 mg setiap
hari, sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg per hari. Makanan yang banyak
mengandung zat besi adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba), daging
putih (ayam, ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.
Ø Seng
(Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta
kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15
mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.
Ø Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama
masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena
kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat,
antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti
vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6,
asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan
vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian
sel.
C. ANGKA KECUKUPAN ZAT GIZI PADA USIA REMAJA
Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja
secara umum didasarkan pada Recommended
Dietary Allowances (RDA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG).angka kecukupan
gizi berguna sebagai nilai rujukan yang digunakan untuk perencanaan dan
penilaian konsumsi makanan dan asupan gizi bagi orang sehat agar terhindar dari
defisiensi ataupun kelebihan asupan zat gizi.
Perubahan komposisi tubuh mempengaruhi
kebutuhan gizi pada remaja,baik pada laki-laki maupun perempuan sama-sama
membutuhkan banyak energi dan zat gizi essensial untuk menopang pertumbuhan dan
aktifitas fisik.akan tetapi,remaja laki-laki membutuhkan lebih banyak zat-zat
gizi dibandingkan remaja perempuan karena adanya perbedaan dalam jenis kegiatan,pengaruh hormonal serta
susunan tubuh sehingga kebutuhan RDA pada laki-laki lebih banyak daripada
perempuan.
Tabel Kecukupan energi
dilihat dari aktivitas
Usia (Th) Berat badan
(Kg) Jenis aktivitas Energi(kalori)
Laki-laki
10-12
35
1950
13-15 46
2100
16-18
55
2500
Ringan 2380
Sedang 2650
Berat 3200
Perempuan
10-12 37
1750
13-15 48
1900
16-18 50
1950
Ringan 1800
Sedang 2200
Berat 2600
Sumber:Widya
karya pangan nasional dan gizi VII,2004
Kebutuhan energy dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan sumber
karbohidrat,lemak dan protein.karbohidrat banyak terdapat pada makanan pokok
misalnya nasi,ubi jalar,jagung,sagu,dan sebagainya.untuk mengetahui apakah
remaja telah tercukupi kebutuhan energinya dapat dilihat dari berat badan
remaja tersebut.konsumsi energy yang terlalu banyak akan menyebabkan remaja
menjadi kurus.konsumsi energy terbaik adalah konsumsi energy yang tidak
berlebihan tetapi juga tidak kekurangan.
Angka
Kecukupan Protein
Kecukupan
Protein Sehari Untuk Remaja Menurut umur
Kelompok umur Berat badan (Kg) Tinggi badan (Cm) Protein(gr)
Laki-laki
10-12 tahun
35
138 50
13-15 tahun 46 150 60
16-18 tahun 55 160 65
Perempuan
10-12 tahun
37 145 50
13-15 tahun
48
153 57
16-18 tahun 50 154 60
Sumber:Widya
karya pangan nasional dan gizi VII,2004
D.
PENENTUAN STATUS GIZI PADA REMAJA
Status gizi dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun
secara antropometri.antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang
paling mudah dan murah.Pengkajian status gizi selama remaja perlu dilakukan.
Pada periode ini, kecenderungan resiko terjadinya gangguan gizi sangat tinggi,
contohnya obesitas dan anoreksia nervosa. Salah satu cara sederhana yang dapat
di gunakan untuk menentukan status gizi pada remaja adalah dengan mengukur
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT dapat membantu untuk
mengidentifikasi remaja yang secara signifikan berisiko mengalami kelebihan
berat badan.
Masalah gizi pada remaja akan
berdampak negative pada tingkat kesehatan masyarakat.misalnya penurunan
konsentrasi belajar,risiko melahirkan bayi dengan BBLR,penurunan kesegaran jasmani.banyak
penelitian dilakukan menunjukan kelompok remaja menderita/mengalami banyak
masalah gizi.masalah gizi tersebut antara lain anemi dan IMT kurang dari batas
normal atau kurus.prevalensi anemi berkisar antara 40-88 %.sedangkan prevalensi
remaja dengan IMT kurus berkisar antara 30-40%.banyak faktor yang menyebabkan
masalah ini. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah
gizi tersebut membantu upaya penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan
terfokus. Kebiasaan makan yang baik akan mempengaruhi konsumsi makan seseorang
dan zat-zat gizi dalam tubuh juga terpenuhi dengan baik. Makanan lengkap harus
dipenuhi karena akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan status gizi seseorang,
kebiasaan makan yang baik dicerminkan oleh konsumsi pangan yang mengandung zat
gizi dengan jenis yang beragam dan jumlah yang seimbang serta dapat memenuhi
kebutuhan individu.
Berikut adalah
kategori-kategori status gizi :
-
Gizi kurang : IMT di bawah 5 %
-
Gizi Normal : IMT dari 5 % – 85 %
-
Gizi lebih : IMT 85 % –
95 %
-
Obesitas : IMT lebih
dari 95 %
Standar
kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian,yaitu:
·
Ukuran Makro : yaitu kecukupan kalori (energy)
dan kecukupan protein.
·
Ukuran Mikro : yaitu kecukupan vitamin dan
mineral.
Status
gizi seseorang dapat ditentukan melalui bebrapa cara,yaitu:
1. Mengukur
tinggi badan dan berat badan,lalu membandingkannya dengan tabel standar.
2. Menghitung
indeks masa tubuh (BMI),yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi
badan ( dalam Cm).indeks masa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan
wanita.
3. Mengukur
ketebalan lipatan kulit.lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang ditarik
menjauhi lengan,sehingga lapisan lemak dibawahnya bisa diukur,biasanya dengan
menggunakan jangka lengkung (caliper).lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50 %
dari lemak tubuh.lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan
2,5 cm pada wanita.
4. Status
gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean Body Mass,massa tubuh yang
tidak berlemak).
1.Kecukupan
kalori (Energi)
Untuk mengukur atau
menentukan banyaknya energy yang dihasilkan makanan,dapat dilakukan dua
cara,yaitu:
a. Secara
langsung
Pengukuran atau
penentuan banyaknya energy yang dihasilkan oleh makanan dengan menggunakan alat
yang disebut bomb calorimeter.dengan menggunakan alat tersebut,akan dapat
ditentukan atau diukur sejumlah kalori (untuk energy) yang dihasilkan zat
makanan.satu kalori adalah banyaknya panas yang digunakan untuk menaikkan suhu
1 liter air sebanyak 1 %.
b. Secara
tidak langsung
Pengukuran atau
penentuan banyaknya energy yang dihasilkan oleh makanan atau bahan makanan
melalui suatu penguraian kimiawi dengan ditentukan terlebih dahulu
karbohidrat,lemak dan protein.
Penentuan
kebutuhan kecukupan energy:
Cara menentukan kebutuhan energy ( kalori
) yaitu dengan teori RBW (teori berat badan relative).
RBW = BB (Kg) / TB
(Cm) – 100 × 100 %
Dimana:
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan
Dengan
ketentuan:
1. Kurus
jika RBW < 90%
2. Normal
jika RBW = 90-100 %
3. Gemuk
jika RBW > 110 % atau 120 %
4. Obesitas
ringan RBW 120-130 %
5. Obesitas
sedang RBW > 130-140 %
6. Obesitas
berat RBW > 140 %
Kebutuhan
kalori perhari:
1. Orang
kurus BB × 40-60 kalori.
2. Orang
normal BB × 30 kalori
3. Orang
gemuk BB × 20 kalori
4. Orang
obesitas BB ×10 kalori.
2.Kecukupan
protein
Tubuh kita tidak dapat menghindari
kehilangan-kehilangan protein terutama yang terjadi melalui air
seni,kotoran,dan kulit.dari penelitian-penelitian diperoleh suatu formula yang
dikenal dengan cara factorial untuk memperoleh angka kebutuhan protein sebagai
berikut;
R = (Ub + Fb . S + G)
× 1,1
Keterangan:
R= Kebutuhan
nitrogen per Kg berat badan sehari
Ub = Kehilangan
nitrogen basal melalui air seni per Kg berat badan sehari.
Fb = Kehilangan
nitrogen basal melalui kotoran per Kg sehari.
S = Kehilangan
nitrogen melalui kulit per Kg berat badan sehari.
G = Kebutuhan
nitrogen untuk pertumbuhan per Kg sehari
1,1 = Tambahan 10%
untuk safety margin
Protein juga meningkat pada masa
remaja, karena proses pertumbuhan tarjadi dengan cepat. Pada akhir masa remaja,
kebutuhan protein lebih besar pada remaja laki-laki, karena perbedaan komposisi
tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12 – 14 % dari pemasukan energi. Bila
pemasukan energi tidak adekuat, maka protein akan di gunakan sebagai sumber
energi dan ini akan emngakibatkan malnutrisi. Oleh karena itu anak – anak yang
masih dalam masa pertumbuhan membutuhkan lebih banyak protein dari pada usia
lanjut. Kurang kalori protein (KKP) sering diderita oleh anak dengan
tanda-tanda perut buncit, rambut kering, mudah rontok, cengeng, nafsu makan
berkurang, bengkak-bengkak tubuh dan bersikap acuh tak acuh.
3.Kecukupan
Vitamin
Kebutuhan vitamin tiamin, ribovlafin dan
niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut diperlukan untuk membantu
proses metabolisme energi. Begitu juga dengan folat dan vitamin B12 yang
penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya adalah vitamin D yang
di butuhkan untuk mendukung pertumbuhan otot dan tulang. Vitamin A, C, dan E
juga di butuhkan untuk pembentukan dan mendukung fungsi sel baru.
Kekurangan vitamin pada remaja dapat
menimbulkan masalah kesehatan dan pertumbuhan fisiknya, seperti :
-
Gejala buta senja, tidak tahan terhadap cahaya
-
Terkena Rakhitis
-
Berkurangnya imunitas tubuh terhadap penyakit.
4.Kecukupan
Mineral
Yodium merupakan mineral yang
diperlukan tubuh dalam jumlah yang relative sangat kecil,tetapi mempunyai
peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormone tiroksin.kebutuhan yodium
sehari sekitar 1-2 g per Kg berat badan.perkiraan kecukupan yang dianjurkan
sekitar 40-120 perhari untuk usia sampai 10 tahun.dab 150 g perhari untuk usia
19 tahun keatas.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA MASA REMAJA
Faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi pada masa remaja yaitu:
v
Pola
makan remaja
Pola makan remaja akan menentukan jumlah
zat-zat gizi yang diperoleh untuk pertumbuhan dan perkembanganya,jumlah makanan
yang cukup sesuai dengan kebutuhan akan menyediakan zat-zat gizi yang cukup
untuk remaja, guna menjalankan kegiatan fisik yang akan dilakukanya, apabila
asupan tersebut kurang maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembanganya
serta prestasinya.
v Transisi
ekonomi
Dengan adanya transisi ekonomi, juga
berpengaruh terhadap pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat. Perubahan pola
konsumsi mulai terjadi di kota-kota besar, yaitu dari pola makanan tradisional
yang banyak mengandung karbohidrat, protein, serat, vitamin dan mineral
bergeser ke pola makanan berat yang cenderung banyak mengandung lemak, protein,
gula dan garam serta miskin serat, vitamin dan mineral sehingga mudah
merangsang terjadinya penyakit-penyakit gangguan saluran pencernaan, penyakit
jantung, obesitas dan kanker.
v Kebiasaan
makan yang kurang
Kebiasaan makan yang kurang pada remaja
berawal pada kebiasaan makan keluarga yang tidak baik yang sudah tertanam sejak
kecil dan akan terus terjadi pada usia remaja mereka makan seadanya tanpa
mengetahui kebutuhan akan zat-zat gizi dan dampak tidak terpenuhinya kebutuhan
zat gizi tersebut terhadap kesehatan mereka.
v Kesukaan
yang berlebihan terhadap makanan
Kesukaan yang berlebihan terhadap
makanan yang tertentu saja menyebabkan kebutuhan gizi tidak terpenuhi keadaan
ini berkaitan dengan “mode” yang tengah marak di kalangan remaja seperti
kebiasaan makan fast food dan makanan siap saji.
p pengaruh
teman dan media massa
Usia remaja merupakan usia yang sangat
mudah terpengaruh oleh siapa saja teman pergaulan dan media masa terutama iklan
yang menarik perhatian remaja tentang makanan yang baru dan harga yang
terjangkau. Kebutuhan energi pada remaja menurut AKG adalah 2500 Kal untuk laki-
laki dan 1900 Kal untuk perempuan, sedangkan kebutuhan protein sebesar 60 gr
untuk laki-laki dan 50 gr untuk perempuan. Dari hasil penelitian terlihat
bahwa rata-rata konsumsi energi responden masih rendah dari yang dianjurkan,
yaitu sebesar 1706,62 Kal. Konsumsi karbohidrat dan lemak perlu
ditingkatkan untuk mencapai angka kecukupan energi yang dibutuhkan.
v Aktivitas
Kebutuhan energi merupakan faktor yang
cukup dominan dan perlu di perhatikan. Remaja yang mempunyai aktifitas yang
lebih akan memerlukan energi lebih banyak di bandingkan dengan remaja yang
tidak banyak melakukan aktifitas. Remaja yang kurang gizi dapat terjadi
karena jumlah energi dan zat-zat lainnya yang di konsumsi tidak memenuhi
kebutuhan yang sangat meningkat.
Bila asupan energi kurang dari makanan
dibandingkan dengan energi yang dikeluarkan maka tubuh akan mengalami
keseimbangan negatif akibatnya berat badan kurang dari berat badan seharusnya
(ideal), bila terjadi pada masa pertumbuhan maka akan menghambat proses pertumbuhan
dan pada orang dewasa menyebabkan penurunan berat badan dan kerusakan jaringan.
Asupan energi yang kurang juga menyebabkan cadangan energi yang tersimpan dalam
tubuh terkuras untuk menghasilkan energi dan akhirnya akan berakibat pada
penurunan berat badan.
v Asupan
energy dan protein
Asupan energi yang kurang dari pada
kekurangan protein. Hal ini diduga terjadi disebabkan protein yang dikonsumsi
berasal dari nabati yang relatif murah sehingga dari angka kecukupan terpenuhi
tapi belum mempunyai mutu protein yang tinggi, sedangkan pertumbuhan dan
penambahan otot hanya akan optimal terjadi bila mutu protein itu komplet atau
protein dengan nilai biologi tinggi yang mengandung semua jenis asam amino
essensial dalam jumlah dan proporsi sesuai dengan keperluan pertumbuhan.
Penyebab lain kemungkinan protein digunakan sebagai pengganti energi yang
kurang, karena bila energi didalam tubuh terbatas maka sel terpaksa menggunakan
protein untuk membentuk/menghasilkan energi.
Bila asupan protein kurang dari makanan
maka jaringan dalam tubuh tidak dapat berkerja dengan maksimal karena protein
berfungsi sebagai memperbaiki jaringan yang rusak dan sebagai pertumbuhan pada
usia remaja. Konsumsi makan
golongan remaja yang salah akan mengakibatkan munculnya masalah gizi karena
ketidak seimbangan konsumsi makanan secara fisik. Makanan disebabkan terlalu
ketatnya berdiet., aspek pemilihan makanan penting diperhatikan karena remaja
sudah menginjak tahap independensi dalam mengkonsumsi serat Dapat dilihat dalam
bentuk tubuh yang terlalu langsing atau kegemukan.
v Pendidikan yang rendah
Salah satu faktor
yang mempengaruhi keadaan gizi adalah pendidikan yang rendah mempengaruhi
penerimaan informasi. Sehingga mempengaruhi pengetahuan gizi, masyarakat dengan
tingkat pendidikan rendah akan lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi,
termasuk tradisi yang berhubungan dengan makanan sehingga sulit menerima
perubahan di bidang gizi. Pengetahuan gizi yang rendah akan mempengaruhi
konsumsinya.
Pengetahuan tentang
konsumsi makanan remaja yang rendah akan berpengaruh pada pola konsumsi
makanan cepat saji pada remaja tersebut. Masalah yang sering timbul ialah
perubahan gaya hidup pada remaja memiliki pengaruh signifikan terhadap
kebiasaan makan mereka, di mana remaja mulai berinteraksi dengan lebih banyak
pengaruh lingkungan dan mengalami pembentukan perilaku, yang menjadikan mereka
lebih aktif, lebih banyak makan di luar rumah, dan mendapat banyak pengaruh
dalam pemilihan makanan yang akan dimakannya mereka juga lebih sering
mencoba-coba makanan baru, salah satunya adalah Fast Food.
F. MASALAH GIZI YANG DIHADAPI PADA
MASA REMAJA
Remaja tetap membutuhkan asupan nurisi yang baik agar perkembangan dan
pertumbuhannya lebih maksimal. Namun ada beberapa masalah gizi yang kerap
menyerang kaum remaja.Saat remaja terjadi perubahan fisiologis yang bisa
mempengaruhi kebutuhan gizi termasuk untuk pertumbuhan yang cepat, biasanya
pertumbuhan cepat lebih banyak terlihat pada remaja laki-laki. Namun remaja
kadang memilih makanan yang tidak tepat sehingga mempengaruhi asupan gizi yang
masuk ke tubuhnya.
Berikut
ini adalah beberapa contoh masalah gizi pada remaja,antara lain yaitu:
Ø Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat
gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang
makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif
berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat
badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan
penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung
sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan,
disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari
ngemil makanan/kue-kue.
Ø Kurang Energi Kronis
Berbagai studi
melaporkan kaum remaja terutama perempuan banyak yang tidak puas dengan berat
badannya, sehingga melakukan diet dengan cara yang salah seperti melewatkan
waktu makan, menghindari daging merah, tapi mengonsumsi makanan ringan dan
bergula.Hal ini bukanlah pilihan yang tepat dan sehat karena pada usia tersebut
tubuh mengalami percepatan pertumbuhan yang menuntut adanya peningkatan
nutrisi. Jika diet yang dilakukan salah maka tubuh akan mendapatkan nutrisi
yang penting dalam jumlah kecil atau tidak sama sekali.
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang
Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olah raga atau
aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja
perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan
faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis
kurang seksi.
Ø Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah
masalah yang paling umum dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan
untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke
seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.Remaja perempuan
membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki.
Kondisi ini merupakan hal yang paling umum dijumpai. Pertumbuhan yang
cepat ditambah dengan gaya hidup dan pilihan makanan yang buruk bisa
mengakibatkan remaja mengalami anemia akibat kekurangan zat besi,terutama pada
remaja putri.ketika ia sudah mengalami menstruasi.Sumber makanan utama yang
mengandung zat besi adalah daging merah, sereal, buah kering, roti dan sayuran
berdaun hijau. Sumber zat besi yang berasal dari non-daging membutuhkan asupan
nutrisi lain untuk meningkatkan penyerapannya seperti makanan kaya vitamin C
(jeruk, blackcurrant dan sayuran berdaun hijau), sedangkan zat tanin yang
terkandung dalam teh bisa mengurangi penyerapan zat besi.
Ø Kekurangan kalsium
Survei menemukan sekitar 25 persen remaja memiliki asupan kalsium lebih
rendah dari yang direkomendasikan sehingga berdampak terhadap kesehatan
tulangnya di masa depan, salah satunya adalah osteoporosis yang membuat tulang.
rapuh dan mudah patah.Tulang akan terus tumbuh dan diperkuat sampai usia 30 tahun dan masa remaja adalah waktu yang sangat penting untuk perkembangan ini. Nutrisi yang diperlukan seperti vitamin D, kalsium dan fosfor.
rapuh dan mudah patah.Tulang akan terus tumbuh dan diperkuat sampai usia 30 tahun dan masa remaja adalah waktu yang sangat penting untuk perkembangan ini. Nutrisi yang diperlukan seperti vitamin D, kalsium dan fosfor.
G. MENU MAKANAN YANG
SEHAT UNTUK REMAJA
Menu makanan sehari-hari yang dikonsumsi diperlukan makanan yang
memiliki komposisi makanan seimbang, hal ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan
zat-zat gizi. Makanan gizi seimbang digunakan untuk memenuhi zat-zat gizi yang
tidak terdapat pada makanan dapat terpenuhi oleh makanan lain. Demikian juga
bahan makanan dalam susunan aneka ragam menu seimbang akan saling melengkapi
(Almatsier, 2005).
Makanan
yang kita konsumsi harus mengandung zat-zat yaitu sebagai berikut:
Ø Sumber energi yang sering disebut
sumber tenaga bisa diperoleh dari sumber karbohidrat, seperti beras, jagung,
ubi kayu, talas, mie, kentang, dan roti, minyak, margarine, dan santan yang
mengandung lemak.
Ø Sumber protein disebut juga zat
pembangun yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan badan juga,
pembentuk jaringan-jaringan baru, dan pemeliharaan tubuh. Selain itu, protein
juga berguna untuk menjernihkan pikiran, dan meningkatkan konsentrasi dan
kecerdasan. Sumber protein diperoleh dari sumber hewani (daging, ayam, ikan, dan
telur) dan nabati (tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tahun
dan tempe). Kita jangan terpaku kalau protein itu harus makan “daging atau
ayam”. Kalau tidak ada, protein nabati juga tidak kalah kandungan proteinnya
untuk proses perkembangan dan pertumbuhan badan.
Ø Lemak berguna sebagai cadangan
energi, pelarut vitamin A, D, E, dan K, pelumas persendian, pertumbuhan dan
pencegahan peradangan kulit, pemberi cita rasa pada makanan. Lemak bisa
diperoleh dari minyak goreng, mentega, susu, daging, dan ikan. Makanan berlemak
yang berlebihan seperti gajih, daging berlemak, kulit ayam, susu
berlemak, keju, dan mentega tidak disarankan karena bisa mengganggu kesehatan.
Ø Vitamin dapat diperoleh dari sayuran
dan buah-buahan. Kandungan vitamin dan mineral pada buah dan sayuran bermanfaat
untuk mengatur pengolahan bahan makanan serta menjaga keseimbangan cairan
tubuh. Biasanya banyak remaja yang kurang suka makan sayuran dan buah-buahan.
Padahal, asam folat, B12, A, C, D, dan E. bila perlu kita juga bisa memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral dengan makan tablet-tablet vitamin yang dijual.
Ø Mineral sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan selama masa pubertas dan remaja. Misalnya, kalsium
diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan otot-otot. Makanan sumber kalsium bisa
diperoleh dari susu (dan hasil olahannya), makanan yang difermentasi
(tempe, oncom, tauco, dan sebagainya), ikan-ikanan (ikan teri dan sebagainya).
Selain itu, tubuh kita juga membutuhkan mineral Zn (seng) untuk pertumbuhan dan
kematangan seksual. Makanan sumber seng bisa diperoleh dari ikan,
kerang-kerangan, dan sayur-sayuran. Kebutuhan zat besi pada cowok akan
meningkat pada saat proses kematangan seksual. Sementara pada perempuan terjadi
pada saat menstruasi karena pada saat menstruasi zat besi akan keluar bersama
darah menstruasi. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara terus
menerus dapat menimbulkan penyakit anemia (kurang darah).
Ø Serat berfungsi untuk memudahkan
proses buang air besar, membuang racun-racun dalam tubuh, dan mencegah
kegemukan. Serat bisa diperoleh dari sayur-sayuran, buah-buahan dan agar-agar.
Berikut
ini beberapa petunjuk dalam mengatur makanan pada usia remaja.
- Jagalah berat badan agar ada pada tingkat yang normal. Hindarkan berat badan terlalu rendah yaitu dibawah 80% dan berat normal atau berat badan yang terlalu tinggi (lebih dan 120% berat badan normal). Kekurusan atau “twiggy” yang melambangkan kelangsingan dan kecantikan wanita akan mendorong terjadinya berbagai defisiensi gizi seperti anemia gizi, defisiensi vitamin, dan sebagainya.
- Upayakan agar tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang seimbang dengan kebutuhan tubuh, baik zat gizi makro maupun mikro. Makanan sesuai syarat “empat sehat” merupakan keharusan untuk menjamin terpenuhinya kecukupan gizi.
- Pantangan terhadap jenis-jenis makanan tertentu yang tidak berdasar sebaiknya tidak dilakukan, kecuali atas dasar indikasi medis.
- Berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang kaya akan berbagai vitamin dan mineral sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan kulit.
- Makanan yang kadar lemaknya tinggi dan makanan yang terlalu manis sebaiknya dihindari agar kulit selalu tampak halus dan tidak berminyak.
- Bagi remaja pria kecukupan protein dan energi harus terpenuhi agar otot-otot tubuh dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
- Hindarilah kesukaan yang berlebihan terhadap hanya makanan-makanan tertentu saja, untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan berbagai zat gizi. Makanan fast food, baik lokal maupun yang berasal dari luar negeri tidak dilarang, asalkan tidak terlalu sering sehingga meniadakan makanan lengkap di rumah.
- Kebiasaan “ngemil” atau senang makan makanan kecil memungkinkan tubuh memperoleh tambahan energi sehingga tanpa disadari intake energi ke dalam tubuh melebihi kebuthan dan dampaknya berupa bertambahnya timbunan lemak dalam tubuh. Kebiasaan seperti itu akan memudahkan terjadinya “obesitas” pada usia remaja.
- Kebiasaan makanan yang teratur mulai sarapan pagi, makan siang dan makan malam dengan menu yang memenuhi syarat empat sehat dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan adalah cara yang paling baik dalam memelihara kesehatan dan kelangsingan tubuh. Meniadakan salah satu dari tiga macam makanan lengkap itu untuk tujuan apapun, sangat tidak dianjurkan. Tubuh akan mengalami kekosongan masukan zat gizi untuk jangka waktu yang relatif lama, yang bukan tidak mungkin membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh.
KESIMPULAN
Masa remaja adalah salah satu fase yang penting dari proses pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Kondisi seseorang pada masa dewasa banyak ditentukan
oleh keadaan gizi dan kesehatan pada masa remaja. Oleh karena itu status gizi
dan kesehatan merupakan factor penentu kualitas remaja. Dengan status gizi dan
kesehatan yang optimal pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi lebih
sempurna. Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 – 24 tahun, sedangkan
menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12 sampai 21 tahun
dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18
tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Faktor-faktor yang mempengaruhi status
gizi pada remaja yaitu:
1.
Pola makan remaja
2.
Transisi ekonomi
3.
Kebiasaan makan yang kurang
4.
Kesukaan yang berlebihan terhadap
makanan
5.
Pengaruh teman dan media massa
6.
Aktivitas
7.
Asupan energy dan protein
8.
Pengetahuan rendah
Beberapa masalah gizi yang terjadi pada
usia remaja ialah:
v Obesitas
v Kurang
energy kornis
v Anemia
v Kekurangan
kalsium
Cara menjaga pola makan seimbang pada usia remaja adalah dengan cara
mengindari kesukaan terhadap makanan yang berlebihan dan menghindari kebiasaan
mengemil karena cemilan kaya akan karbohidrat dan lemak,selain itu menghindari
pantangan terhadap jenis makanan tertentu kecuali atas indikasi medis.
REFERENSI
1.
Supariasa, 2007. Pengantar Ilmu Gizi.
Jakarta. Pustaka Pelajar
2.Poltekes
Depkes I. 2009. “Kesehatan
Remaja Problem dan Solusinya”. Jakarta. Salemba Medika.
3.Irianto,
Kus. 2004. “ Gizi & Pola
Hidup Sehat “. Bandung. Yrama Widya.
4.Yuniastuti,
Ari. 2007. “ Gizi dan
Kesehatan “. Yogyakarta. Graha Ilmu.
6.Irianto,kusno
waluyo.2004.Gizi dan Pola Hidup Sehat.Bandung:CV
YRAMA WIDYA.
7.Supriasa,I
Dewan Nyoman.2002.Penilaian Status Gizi.Jakarta:ECG.
8.Hendrayati,Salmiah.2010.Jurnal Pengetahuan Gizi,Pola Makan dan
Status Gizi Siswa SMP Negeri 4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng.Makassar:Politeknik
Kesehatan.