Sabtu, 11 Mei 2013

Makalah Farmakologi (KHASIAT KENCUR)



MAKALAH OBAT HERBAL
“KHASIAT KENCUR”








RINI ANDRIANI (10101001028)



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012 





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, obat, pupuk, parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan. Sehingga kekayaan alam di sekitar manusia sebenarnya sedemikian rupa sangat bermanfaat dan belum sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan. Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang Dalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya.
WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal ini menunjukan dukungan WHO untuk back to nature yang dalam hal yang lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan keselektifan pengobatan dan mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta lebih dalam memudahkan standarisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi lalu dimurnikan sampai diperoleh zat murni.
Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa : Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Menurut penelitian masa kini, meskipun obat-obatan tradisional yang pengolahannya masih sederhana (tradisional) dan digunakan secara turun-temurun berdasarkan resep nenek moyang adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, memang bermanfaat bagi kesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
Khasiat alamiah dan kemurnian obat-obatan tradisional seringkali “dinodai” oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab terutama produsen obat tradisional yang hanya mencari keuntungan finansial saja tanpa memperhatikan kemurnian dan resiko dari kandungan obat tradisional. Banyak dari para produsen dengan sengaja mencampur kandungan herbal dari obat tradisional dengan obat modern yang secara kimiawi jika dosisnya tidak tepat akan berbahaya. 
Namun kenyataannya masyarakat sekarang lebih percaya untuk mengkonsumsi obat kimia dibandingkan tanaman obat. Penggunaaan tanaman obat dianggap kuno dan tidak banyak memberikan hasil. Hal ini membuat potensi tanaman obat di Indonesia masih belum banyak termanfaatkan. Baru beberapa tahun belakangan ini, ada kecenderungan dunia untuk kembali ke alam atau “back to nature” membuat masyarakat kembali kepada tanaman obat. Hal itu tidak terlepas dikarenakan beberapa kelemahan obat kimia antara lain terdapat efek samping, resistensi obat yang tinggi, terakumulasi di tubuh dan harganya pun mahal. Selain kecenderungan “back to nature”, keadaan krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda Indonesia membuat biaya kesehatan semakin mahal. Obat kimia sudah menjadi barang mewah bagi sebagian besar masyarakat sehingga berbagai tanaman berkhasiat obat mulai di lirik kembali sebagai pengobatan alternatif yang bisa diperoleh dari berbagai tanaman di sekeliling kita.Selama ini, masyarakat hanya tahu menanam, namun tidak tahu menggunakannnya, selain itu kalau ada keluarga mereka sakit lebih memilih  kerumah sakit dan menggunakan obat-obat kimia, padahal disekiling kita ada berbagai jenis tanaman obat yang bisa dimanfaatkan. Halaman rumah tampak menghijau disesaki berbagai jenis tanaman hias dan obat-obatan yang tertata rapi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka untuk mengupayakan back to nature, pada makalah ini akan di uraikan mengenai manfaat dan khasiat obat herbal yang bisa di gunakan tanpa harus membeli obat kimia dengan harga mahal dan menimbulkan efek samping dalam penggunaannya. Obat herbal yang akan dibahas pada makalah ini adalah “kencur”.

1.1  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah pada makalah ini adalah “ Apa yang bisa dimanfaatkan sebagai  pengobatan alternatif yang bisa diperoleh dari berbagai tanaman di sekeliling kita agar dapat bermanfaat untuk mengobati penyakit dan bagaimana cara pemanfaatannya”

1.2  Tujuan
Tujuan dari makalah obat herbal berbahan dasar “kencur” adalah:
·         Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan pemanfaatan tanaman obat keluarga.
·         Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat/kasiat tanaman obat tradisional disekitar kita baik generasi tua maupun generasi muda yang semakin luntur budaya tradisionalnya
·         Meningkatkan Kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan penanaman tanaman herbal.
·         Meningkatkan pengetahuan tentang teknologi pengolahan obat tradisional
·         Menghindari ketergantungan pada obat kimia.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Asal Tanaman dan Daerah Penyebaran
Kencur (Kaempferia galangal L) sudah sejak lama dikenal dan ditanam di Indonesia. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah Asia Tropika.Sebagian kalangan menduga bahwa asal usul kencur adalah kawasan Indo-Malaysia. Tetapi sumber literatur lainnya memastikan bahwa asal tanaman kencur adalah dari India.4
Daerah penyebaran kencur meluas ke kawasan Asia Tenggara dan Cina.Dalam perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa keluarga Zingiberaceae ini meliputi 47 genera dan 1.400 spesies yang tersebar luas di daerah tropik dan subtropik. Diantara sejumlah genera dan spesies tersebut, terdapat 13-17 jenis temu-temuan yang dipakai dalam obat tradisional. Kencur termasuk salah satu tanaman temu-temuan yang banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional. Pusat pertanaman kencur masih terkonsenterasi di pulau Jawa, terutaman Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satu daerah sentra kencur terbesar saat ini adalah Kabupaten Boyolali ( Jawa Tengah), yang pada tahun 1992 terdapat areal pertanaman kencur seluas 703 hektar dengan produksi 1.301 ton gelondong basah.4
Makin meluasnya daya guna dan fungsi guna tanaman kencur, maka menjadikan tanaman ini sangat potensial untuk dikembangkan dan dilestarikan pembudidayaannya. Selama ini pembudidayaan kencur masih terbatas sebagai usaha sampingan di lahan pekarangan dan kebun-kebun tanpa didukung oleh teknik budidaya yang intensif.4

B.     Manfaat Penanaman Kencur
Manfaat yang diperoleh dari penanaman kencur adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian yang sekaligus menambah penghasilan petani. Dari rimpang kencur ini dapat diperoleh berbagai macam keperluan yaitu: minyak atsiri, penyedap makanan minuman dan obat-obatan. Berbagai jenis makanan mempergunakan sedikit rimpang atau daun kencur sehingga memberikan rasa sedap dan khas yaitu dalam pembuatan gado-gado, pecal dan urap.4
Tanaman kencur mempunyai kegunaan tradisional dan social cukup luas dalam masyarakat Indonesia. Produk utama kencur adalah rimpangnya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat nabati (simplisia) tradisional, untuk bahan baku industri minuman penyegar serta bumbu dapur. Daerah Priangan ( Jawa Barat) daun kencur sudah umum dijadikan lalap mentah.4
Sebagai tanaman obat, kencur memberi manfaat cukup banyak terutama rimpangnya. Rimpang kencur berkhasiat untuk obat batuk, gatal-gatal pada tenggorokan, perut kembung, rasa mual, masuk angin, pegal-pegal, pengompresan bengkak, tetanus, penambah nafsu makan dan juga sebagai minuman segar.4
Beras kencur  (ramuan dari campuran tepung beras dan kencur) merupakan obat tradisional yang telah dikenal umum untuk obat gosok pada bengkak dan encok. Secara tradisional, di daerah Padang memanfaatkan ramuan kencur untuk merangsang pertumbuhan bulu alis dan mata, yakni dengan cara dioleskan sebagai bedak. Di Kalimantan, rimpang kencur digunakan untuk membuat ragi dan zat warna. Bahkan akhir-akhir ini, rimpang kencur mulai dibutuhkan oleh industri kembang gula dan industri kosmetika dalam negeri.4
Pengembangan manfaat ganda tanaman kencur sebagai bahan baku obat-obatan, kosmetika, makanan dan minuman perlu mendapat perhatian yang serius karena diduga permintaan akan kencur semakin meningkat.
A.    Botani Tanaman Kencur
1.      Klasifikasi
Klasifikasi tanaman kencur termasuk ke dalam tata nama sebagai berikut:
Kingdom     :   Plantae( Tumbuh-tumbuhan)
Divisio         :  Spermatophyta ( Tumbuhan berbiji)
Subdivisio   :   Angiospermae( Berbiji tertutup)
Class           :   Monocotyledonae( Biji berkeping satu)
Ordo           :   Zingiberales
Famili         :   Zingiberaceae
Genus         :   Kaempferia
Spesies       :   Kaemferia galanga L.

Di Indonesia, kencur dikenal dengan beberapa nama daerah diantaranya adalah: Cikur (Sunda); Kencur (Jawa); Kencor (Madura); Cekuk (Bali);Cakue (Minang Kabau); Cekur (Lampung); Kaciwer (Karo); Ceuko (Aceh) dan Bataka (Ternate,Tidore).4
1.      Susunan Tubuh
Kencur termasuk ke dalam terna kecil yang siklus hidupnya semusim atau beberapa musim. Susunan tubuh tanaman kencur terdiri atas:
·         Akar dan Rimpang
-          Merupakan akar tinggal yang bercabang halus dan menempel pada umbi akar yang disebut “rimpang”.
-          Rimpang kencur sebagian lagi terletak di atas tanah. Bentuk rimpang umumnya bulat, bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya coklat kekuningan dan berbau harum. Rimpang kencur terdapat didalam tanah bergerombol dan bercabang cabang dengan induk rimpang ditengah. Kulit ari berwarna coklat dan bagian dalam putih berair dengan aroma yang tajam. Rimpang yang masih muda berwarna putih kekuningan dengan kandungan air yang lebih banyak dan rimpang yang lebih tua ditumbuhi akar pada ruas ruas rimpang berwarna putih kekuningan.3
·         Batang dan Daun
-          Tanaman kencur memiliki batang semu yang sangat pendek, terbentuk dari pelepah-pelepah daun yang saling menutupi.
-          Daun-daun kencur tumbuh tunggal, melebar dan mendatar hampir rata dengan permukaan tanah. Jumlah daun bervariasi antara 8-10 helai dan tumbuh secara berlawanan satu sama lain. Bentuk daun elip melebar sampai bundar, ukuran panjang daun 7-12cm dan lebarnya 3-6cm, serta berdaging agak lebar.3
·         Bunga dan Buah
-          Bunga kencur keluar dalam bentuk buliran setengah duduk dari ujung tanaman di sela-sela daun. Warna bunganya putih, ungu hingga lembayung dan tiap tangkai bunga berjumlah 4-12 kuntum bunga. Bunga kencur berwarna putih berbau harum terdiri dari empat helai daun mahkota. Tangkai bunga berdaun kecil sepanjang 2 – 3 cm, tidak bercabang, dapat tumbuh lebih dari satiu tangkai, panjang tangkai 5 – 7 cm berbentuk bulat dan beruas ruas. Putik menonjol keatas berukuran 1 – 1,5 cm, tangkai sari berbentuk corong pendek.
-          Buah kencur termasuk buah kotak beruang 3 dengan bakal buah yang letaknya tenggelam, tetapi sulit sekali menghasilkan biji.3
2.      Zat-zat Kimia yang Dikandung
Hampir seluruh bagian tanaman kencur mengandung minyak atsiri. Zat-zat kimia yang telah banyak diteliti adalah pada rimpangnya, yakni mengandung minyak atsiri 2,4%-3,9%, juga cinnamal, aldehide, asam motil p-cumarik, etil ester dan pentadekan.3
Dalam literature lain disebutkan bahwa rimpang kencur mengandung sineol, paraeumarin, asam anisic, gom, pati (4,14%) dan mineral (13,73%). Kandungan kimia tersebut sangat berguna bagi obat-obatan, terutama obat batuk, sakit perut dan obat pengeluaran keringat. Berdasarkan analisis laboratorium, minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung lebih dari 23 jenis senyawa. Tujuh di antaranya mengandung senyawa aromatik, monoterpena, dan seskuiterpena.3
Kandungan kimia yang terdapat di dalam rimpang kencur adalah:
·         Pati (4,14%)
·         Mineral (13,73%)
·         Minyak astiri (0,02%)
·         Berupa sineol
·         Asam metal kanil
·         Penta dekaan
·         Asam cinnamic
·         Ethyl aster
·         Asam sinamic
·         Borneol
·         Kamphene
·         Paraeumarin
·         Asam anisic
·         Alkaloid, dan
·         Gom

3.      Jenis Kencur
Berdasarkan tipe daunnya, terdapat 2 jenis kencur yaitu :
Kencur berdaun lebar, yaitu dicirikan dengan bentuk daunnya yang lebar-lebar dan besar, hampir bundar dan tangkai daun relatif sangat pendek. Jenis kencur inilah yang saat ini paling banyak ditanam petani. Beberapa
ü  kultivar (klon) kencur berdaun lebar adalah Boyolali, Boro, Kalipare, Ketawang, Arjosari, Kopral dan Bogor.
ü  Kencur berdaun sempit, yakni dicirikan dengan bentuk daunnya yang memanjang dan ramping menyempit, dan tangkai daun relatif lebih panjang daripada jenis kencur berdaun lebar.4

A.    Teknik Budidaya Kencur
Cara budidaya sangat menentukan hasil yang akan didapat. Meskipun bahan tanaman (benih) yang digunakan merupakan varietas unggul yang berpotensi produksi tinggi, apabila tidak didukung dengan teknik budidaya yang optimal tidak akan didapat hasil yang optimal.5
v  Pembenihan.
Sebelum ditanam rimpang benih ditunaskan terlebih dahulu dengan cara menyemai rimpang di tempat yang teduh ditutup dengan jerami dan disiram setiap hari. Untuk penyimpanan benih, biasa digunakan wadah atau rak-rak terbuat dari bambu atau kayu sebagai alas. Penanaman dilakukan apabila hujan sudah mulai turun. Benih rimpang bertunas yang siap ditanam di lapangan sebaiknya yang baru keluar tunasnya (tinggi tunas < 1 cm), sehingga dapat beradaptasi langsung dan tidak mudah rusak. Apabila hujan terlambat turun, lebih baik rimpang ditanam langsung di lapangan, tanpa ditunaskan terlebih dahulu. Karena berbeda dengan jahe, rimpang kencur bisa ditanam pada saat hujan belum turun asal rimpangnya belum bertunas. Rimpang akan beradaptasi dengan lingkungan, pada saat hujan turun tunas akan tumbuh dengan serempak.5
v  Persiapan lahan
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm. Tanah hendaknya dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah dengan lapisan tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya. Saluran drainase harus diperhatikan, terutama pada lahan yang datar jangan sampai terjadi genangan (drainase kurang baik). Genangan diantara tanaman akan memacu berkembangnya benih penyakit terutama penyakit busuk rimpang.5
v  Jarak tanam
Penanaman dapat dilakukan secara bedengan atau disesuaikan dengan kondisi lahan. Benih ditanam sedalam 5 – 7 cm dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman monokultur bervariasi antara 15 cm x 15 cm atau 20 cm x 15 cm.Untuk penanaman dalam sistem pola tanam menggunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm atau dilihat berdasarkan jenis tanah dan jenis tanaman lainnya.5
v  Pemupukan
Pupuk kandang (pukan) sapi atau kambing yang sudah matang, diberikan pada saat tanam dan diletakkan didalam lubang tanam dengan dosis 20 – 30 ton/ha, tergantung kondisi lahan. Pada lahan yang miskin hara dan teksturnya padat diberikan pukan 30 ton/ha, sedangkan lahan yang cukup subur cukup 20 ton/ha. Pukan yang kurang matang, harus disebar di lubang tanam paling tidak 2 minggu sebelum tanam. Sedangkan pupuk buatan diberikan secara tugal atau dilarik dengan jarak 5 cm dari tanaman.5
v  Pola tanam
Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batas-batas tertentu dengan sistem polikultur, untuk meningkatkan produktivitas lahan. Sistem polikultur dilakukan pada waktu mulai tanam sampai berumur 3 – 6 bulan dengan cara ditumpang sarikan atau disisipkan. Umumnya pola tanam kencur dikombinasikan dengan tanaman palawija (jagung, kacang tanah, ketela pohon, jenis kacang-kacangan lain) dan tanaman hortikultura (ketimun, buncis). Pola tanam kencur yang paling menguntungkan dari segi usahatani adalah dengan kacang tanah, dengan 2 kali penanaman kacang tanah.5
v  Pemeliharaan
Pemeliharaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuhdengan baik.5
a. Penyiangan gulma
Sampai tanaman berumur 6 – 7 bulan banyak tumbuh gulma disekitar tanaman kencur. Untuk menjaga agar pertumbuhan kencur tidak terganggu harus
dilakukan penyiangan gulma paling tidak 2 minggu sekali. Pada saat curah hujan tinggi, pertumbuhan gulma sangat cepat, sehingga penyiangan perlu dilakukan lebih intensif. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu perakaran kencur.
b. Penyulaman
Penyulaman terhadap tanaman mati dilakukan pada saat tunas muncul di permukaan tanah dengan cara menanam rimpang bertunas atau memindahkan tanaman yang menumpuk pada lubang tanam yang lain.
c. Pembumbunan
Pembumbunan mulai dilakukan pada waktu rumpun sudah terbentuk. Apabila curah hujan tinggi, pembumbunan harus dilakukan lebih intensif, karena cucuran air hujan akan menurunkan bedengan, sehingga tanaman akan terendam. Selain itu, pembumbunan juga dilakukan agar rimpang selalu tertutup tanah. Apabila rimpang muncul di permukaan tanah, akan mengurangi kualitas rimpang tersebut (berwarna hijau) dan tidak bertambah besar.
d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Didalam rimpang kencur yang terinfeksi penyakit, memungkinkan berkembang biaknya telur dan larva serangga hama seperti lalat rimpang (Mimegrallacoeruleifrons) dan belatung (Eumerus figurans) yang memakan daging rimpang bagian dalam. Pengendalian penyakit busuk rimpang bisa dilakukan dengan cara mencabut dan membuang tanaman yang terserang. Apabila serangan masih ringan, pengendalian bisa dilakukan dengan menyemprotkan bakterisida setiap 2 minggu sekali sampai gejala penyakit berkurang. Penyakit lain yang ditemukan pada pertanaman kencur adalah bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Phyllosticta sp. dengan gejala pada ujung daun terdapat bercak yang tidak beraturan dibagian tepi daun. Pengendalian penyakit bercak daun dilakukan dengan meyemprotkan fungisida apabila serangan penyakit terjadi pada saat tanaman berumur 1 – 2 bulan.
v  Panen.
Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan. Tetapi, berbeda dengan jahe, waktu panen kencur dapat ditunda sampai musim berikutnya, bahkan sampai tiga tahun. Dalam kondisi demikian tidak ada efek yang buruk terhadap mutu rimpang, bahkan produksinya akan bertambah, hanya ukuran rimpang semakin kecil. Selain itu, kencur dari pertanaman diatas 1 tahun, kurang baik untuk benih. Rimpang untuk benih dipanen pada umur 10 – 12 bulan. Cara panen kencur dilakukan dengan membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian dibuang akar dan rimpang airnya, tanah yang menempel dibersihkan.5

A.    Khasiat Tanaman Kencur
Khasiat tanaman kencur yang bisa dijadikan sebagai obat tradisional sebagai berikut:1
1. Radang Lambung
·  Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari.
·  Cara membuat: kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah;
·  Cara menggunakan: ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian minum 1 gelas air putih, dan diulangi sampai sembuh.
2. Radang Anak Telinga
·  Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan ½ biji buah pala.
·  Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2 sendok air hangat;
·  Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar telinga.
3. Influenza pada bayi
·  Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus (lada berekor/ Cubeb)
·  Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian ditambah beberapa sendok air hangat.
·  Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung.
4. Masuk Angin
·  Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
·  Cara membuat: kencur dikuliti bersih.
·  Cara menggunakannya: kencur dimakan dengan garam secukupnya, kemudian minum 1 gelas air putih. Dapat dilakukan 2 kali sehari.

5. Sakit Kepala
·  Bahan: 2-3 lembar daun kencur.
·  Cara membuat: daun kencur ditumbuk sampai halus.
·  Cara menggunakannya: dioleskan (sebagai kompres/pilis) pada dahi.
6. Batuk
a. Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
·  Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring.
·  Cara menggunakan : diminum dengan ditambah garam secukupnya.
b. Bahan : 1 rimpang kencur sebesar ibu jari.
·  Cara membuat : kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah;
·  Cara menggunakan : airnya ditelan, ampasnya dibuang. Dilakukan setiap pagi secara rutin.
7. Diare
a. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
·  Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring.
·  Cara menggunakan : diolsekan pada perut sebagai bedak.
b. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
·  Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah garam secukupnya.
·  Cara menggunakan : dioleskan pada perut sebagai bedak.
8. Menghilangkan Darah Kotor
·  Bahan : 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 lembar daun trengguli, 2 biji cengkeh kering, adas pulawaras secukupnya.
·  Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring.
·  Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari secara teratur.
9. Memperlancar haid
·  Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari, 1 lembar daun trengguli, 1 biji buah cengkeh tua, adas pulawaras secukupnya.
·  Cara membuat : kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
·  Cara menggunakan : diminum sekali sehari 2 cangkir.
10. Mata Pegal
·  Bahan : 1 potong rimpang
·  Cara membuat : kencur dibelah menjadi 2 bagian.
·  Cara menggunakan : permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata.
11. Keseleo
·  Bahan : 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air.
·  Cara membuat : kedua bahan tersebut dipipis dan air secukupnya.
·  Cara menggunakan : dioleskan/digosokan pada bagian yang keseleo sebagai bedak.
12. Menghilangkan Lelah.
·  Bahan : 1 rimpang besar kencur, 2 sendok beras digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 biji cabai merah.
·  Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
·  Cara menggunakan : diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh. Untuk orang pria dapat ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada secukupnya.
13. Menghilangkan Lelah.
·  Bahan : 1 rimpang besar kencur, 1 sendok tepung beras basah, 1 potong gula kelapa/aren.
·  Cara membuat : semua bahan tersebut diseduh dengan 1 gelas air panas dan disaring.
·  Cara menggunakan : diminum dan diulangi secara teratur 3 hari sekali.

A.    Pengolahan Lanjut Tanaman Kencur
Ø  Obat-obatan dan Minuman ( Jamu Beras Kencur)
Ramuan jamu tradisional yang sudah umum dikenal adalah beras kencur. Di kalangan masyarakat Jawa, dipadu dengan beras, kencur diolah menjadi minuman penyegar bernama beras kencur. Minuman ini juga digolongkan sebagai jamu karena konon memiliki khasiat meningkatkan nafsu makan dan
menghilangkan pegal linu. Minuman ini banyak dijual di pasar tradisional dan penjaja jamu keliling. Belakangan, industri jamu telah mengemasnya dalam bentuk bubuk, konsentrat, maupun minuman penyegar dalam kemasan kotak.6
Komponen utama beras kencur, adalah beras (yang dihaluskan) dan rimpang kencur serta beberapa rempah-rempah sebagai bahan tambahan pangan. Bahan bahan lain yang biasa dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, temukunci, kayukeningar, kunir, jeruk nipis dan buah pala. Rasa manis pada beras kencur berasaldari gula merah (gula kelapa atau gula aren) atau gula pasir yang ditambahkan.6
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda. Mula-mula beras disangrai, selanjutnya ditumbuk sampai halus.Kencur diparut atau diblender. Kedua bahan ini kemudian dicampur, diperas, dan disaring, kemudian ditambah air matang sedikit demi sedikit. Sedangkan asam jawa dan gula merah masing-masing direbus sampai tercampur lalu disaring. Air asam jawa dan gula merah kemudian ditambahkan ke air campuran beras dan kencur sambil diaduk-aduk.6
Jamu beras kencur secara tradisional dijual bentuk cairan segar, baik di pasar-pasar umum atau oleh penjual jamu keliling. Industri jamu sekarang mengembangkan beras kencur yang dikemas dalam bentuk bubuk atau konsentrat (sirup) dan juga dijual bentuk bubuk kering instan tinggal menyeduh dengan air hangat atau air panas, prosesnya rimpang kencur bersama bahan lainnya kecuali tepung beras dan gula ditumbuk atau digiling sampai halus, dengan air panas diperas diambil sari-sarinya setelah itu tepung beras dan perasan sari kencur dicampur dengan beras dan gula untuk selanjutnya diproses pengeringan dengan cara dipanasi.6
Manfaat Jamu Beras Kencur
Manfaat Jamu Beras Kencur ini pun sudah banyak diketahui oleh banyak orang. Manfaat jamu beras kencur tidak bisa lepas dari kandungan jamu yang bermacam-macam. Antara lain protein, karbohidrat, minyak atsiri, dan mineral. Selain menyegarkan, meminum jamu beras kencur yang terasa enak ternyata banyak manfaatnya. Berikut ini adalah beberapa contoh manfaatnya.6
  • Minyak atsiri yang dikadung kencur diklaim memiliki banyak senyawa bermanfaat. Senyawa ini berfungsi sebagai zat analgesic, yaitu zat yang memiliki kemampuan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri.
  • Jamu beras kencur memiliki kemampuan untuk menambah tenaga karena memiliki sifat stimultan.
  • Manfaat jamu beras kencur yang lain adalah sebagai minuman penambah nafsu makan. Ini cukup efektif pada anak kecil yang kebanyakan memang susah makan.
  • Jamu beras kencur bisa dimanfaatkan sebagai minuman penghilang rasa capek, pegal-pegal karena kelelahan.
  • Jamu beras kencur  dipercaya bisa menghilangkan beberapa penyakit, seperti batuk, radang lambung, sariawan, keracunan makanan, memperlancar siklus menstruasi, mengeluarkan dahak atau ekspektoran, mengurangi rasa pusing, mual, atau perut kembung.
Khasiat Utama Jamu Beras Kencur
  1. Ekspektoran : untuk menyembuhkan batuk dengan cara mengencerkan dahak serta memudahkan keluarnya dahak.
  2. Diuretika : untuk memperlancar proses pengeluaran urine (air kencing).
  3. Carminativa : yaitu untuk membantu proses pengeluaran angin dari dalam perut akibat perut kembung / masuk angin
  4. Stimulansia : yaitu untuk membangkitkan atau memberikan rangsangan.
  5. Protection : yaitu untuk memberikan perlindungan pada pakaian atau buku dari gangguan serangga.6
Ø  Makanan
Penggunaan tanaman kencur sebagai bahan makanan antara lain:
-          Daun-daun muda ( pucuk ) dipakai untuk lalapan mentah atau diurap.
-          Rimpang kencur digunakan untuk penyedap masakan ( bumbu ), misalnya dalam pembuatan pecel, urap, kerupuk, gado-gado dan lain sebagainya.
-          Rimpang kencur dijadikan bahan campuran untuk memberi aroma pada nasi.
-          Rimpang kencur dijadikan bahan campuran dalam industri kembang gula.4
Ø  Masker penghilang jerawat.
Selain untuk bumbu, kencur bisa juga digunakan sebagai masker tradisional untuk menghilangkan jerawat. Caranya sebagai berikut:6
  • Siapkan kencur dan diparut kemudian diperas
  • kemudian endapkan air perasan yang habis diperas
  • Sebelum memakai endapan tadi, cucilah wajah dengan air hangat
  • Kemudian oleskan air hasil perasan tadi ke wajah menjelang tidur
  • Endapan kencur tadi bisa digunakan untuk masker wajah yang dicampur dengan rumput teki, teri adas, lembutkan bahan-bahan tadi kemudian berilah air hangat
  • Pakailah untuk masker wajah, manfaat kencur buat wajah.

A.    Diversifikasi Pengolahan Produk Kencur
Masalah yang dihadapi petani tanaman obat pada umumnya adalah rendahnya harga jual hasil produksi, serta tingginya fluktuasi harga. Meskipun peluang pasar cukup luas, tetapi akses petani kepada konsumen utama produk hasil pertanian (industri obat), sangat terbatas. Padahal, hasil panen rimpang tidak dapat disimpan lebih dari 3 bulan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai jual produk diversifikasi hasil rimpang menjadi bentuk-bentuk lain sangat dianjurkan.
Rimpang kencur setelah dipanen dan dibersihkan dapat diolah menjadi produk lain, diantaranya:2
·         Simplisia kering
·         Serbuk
·          Minyak atsiri hasil penyulingan rimpang
·         Ekstrak cair dan kering
·         Instan
·         Minuman

 
Teknik pengolahan sangat berpengaruh terhadap khasiat dariproduk tanaman yang diperoleh. Jika penanganan ataupun pengolahannya tidak benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila dikonsumsi. Teknik pengolahan Tanaman obat terdiri dari sortasi, pencucian, penjemuran/penirisan, pengirisan /perajangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai produk/diversifikasi produk. Tanaman obat dapat diolah menjadi simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental/kering, kapsul, tablet dan minuman (sirup, instant, permen) dll. Karakteristik Inovasi teknologi penyortiran harus segera dilakukan setelah bahan selesai dipanen, terutama untuk komoditas temu-temuan, seperti: kunyit, temulawak, jahe dan kencur. Rimpang yang baik dengan yang busuk harus segera dipisahkan juga tanah, pasir maupun gulma yang menempel harus segera dibersihkan. Demikian juga untuk tanaman obat yang diambil daunnya maupun herba (Sambiloto, pegagan), setelah dipanen langsung disortir, daun yang busuk, kering maupun gulma lainnya harus segera dipisahkan.3
            Pencucian Setelah disortir bahan harus segera dicuci sampai bersih jangan dibiarkan tanah berlama-lama menempel pada rimpang karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Pencucian harus menggunakan air bersih, seperti : air dari mata air, sumur atau PAM. Cara pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam sambil disikat menggunakan sikat yang halus. Perendaman tidak boleh terlalu lama karena zat-zat tertentu yang terdapat dalam bahan dapat larut dalam air sehingga mutu bahan menurun. Penyikatan diperbolehkan karena bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya terdapat banyak lekukan sehingga perlu dibantu dengan sikat. Tetapi untuk bahan yang berupa daun-daunan cukup dicuci dibak pencucian sampai bersih dan jangan sampai direndam berlama-lama. Penirisan dan Pengeringan Selesai pencucian rimpang, daun atau herbal ditiriskan dirak-rak pengering. Hal ini dilakukan sampai bahan tidak meneteskan air lagi.3

Teknologi unggulan kencur
Cara pembuatan sebagai berikut:2
Simplisia
·         Rimpang dicuci, kemudian diiris-iris dengan tebal 3 – 4 mm.
·         Irisan rimpang dijemur dengan menggunakan alas anyaman bambu/tampah, lantai jemur atau tikar, sampai kadar air mencapai 9-12%. Perlu dijaga agar irisan rimpang tidak menumpuk, dan ditutup dengan kain hitam.
·         Simplisia dikemas dengan baik didalam karung plastik yang higienis dan siap dipasarkan atau digunakan dalam industri jamu/obat, makanan/minuman, dll.

Bubuk Kencur
·         Kencur kering (kadar air 8-10%), digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60 mesh.
·         Bubuk yang sudah jadi, dikemas dalam wadah kering, dan siap digunakan untuk bumbu, bahan baku industri minuman.
Instan Kencur
·         Rimpang yang sudah dicuci bersih, dipotong-potong dan dikupas, kemudian diblender.
·         Pisahkan ampasnya, kedalam sari kencur ditambahkan jeruk nipis dan pandan (untuk penambah rasa), kemudian diuapkan/dipanaskan sampai kental
·         Kemudian tambahkan gula pasir (1 bagian kencur : 2 bagian gula pasir), dan diaduk sampai kering.



DAFTAR PUSTAKA

1.    www.warintekjogja.com/warintek/warintekjogja/...v3/.../Kencur.pdf

2.    perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/.../Kencur.pdf

3.    Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu – TemuandanEmpon –Empon. Kanisius :
              Yogyakarta.

4.    Rukmana, Rahmat. 1994. Kencur. Kanisius : Yogyakarta.

5.    Tim Penulis Martha Timur Indonesia Center (MTC). 2002. Budidaya Secara
              Organik Tanaman Obat Rimpang. PT. Penebar Swadaya : Jakarta.

6.    Atjung. 1981. Tanaman Obat dan Minuman Segar.CV.Yasaguna : Jakarta.

7.     jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/123088994.pdf.

8.    journal.fmipa.itb.ac.id/jms/article/view/339/328.