Jumat, 13 April 2012

GIZI REMAJA

GIZI REMAJA
    PENDAHULUAN
       
           Remaja merupakan kelompok manusia yang berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa (Jones, 1997). Permulaan masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat mencapai usia matang secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga negara. Remaja sering kali disebut adolescence (adolescere dalam bahasa latin) yang secara luas berarti masa tumbuh dan berkembang untuk mencapai kematangan mental, emosional, social dan fisik (Hurlock, 1995). Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 – 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12 sampai 21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
           Masa remaja adalah salah satu fase yang penting dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Kondisi seseorang pada masa dewasa banyak ditentukan oleh keadaan gizi dan kesehatan pada masa remaja. Oleh karena itu status gizi dan kesehatan merupakan factor penentu kualitas remaja. Dengan status gizi dan kesehatan yang optimal pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi lebih sempurna.
           Masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Masalah gizi yang dapat terjadi pada remaja adalah gizi kurang (under weight), obesitas (over weight) dan anemia. Gizi kurang terjadi karena jumlah konsumsi energi dan zat-zat gizi lain tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi paa remaja putri, gizi kurang umumnya terjadi karena keterbatasan diet atau membatasi sendiri intik makannya. Kejadian gizi lebih remaja disebabkan kebiasaan makan yang kurang baik sehingga jumlah masukan energi (energy intake) berlebih, sedangkan kejadian anemia pada remaja karena intik zat besi yang rendah. Remaja putri lebih beresiko terkena anemia selain karena keterbatasan intik pangan hewani juga karena menstruasi dan meningkatnya kebutuhan zat besi selama growth spurt.
          Kebiasaan makan merupakan istilah untuk menggambarkan perilaku yang berhubungan dengan makan dan makanan seperti tata krama, frekuensi makan seseorang, pola makan yang dimakan, kepercayaan terhadap makanan (suka atau tidak suka), cara pemilihan bahan makanan yang hendak di makan (Suhardjo, 1989). Kebiasaan makan pada remaja menurut Bourne (1979) menyatakan remaja mempunyai kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan di luar rumah atau sekolah, memilih makanan yang dianggap populer dan meningkatkan gengsi, serta mempunyai kebiasaan makan tidak teratur.
         Kebiasaan makan yang kurang baik pada remaja dan keinginan untuk terlihat langsing, khususnya pada remaja putri seringkali menimbulkan gangguan makan (eating disorder). Gangguan pola makan yang umum diderita khususnya oleh remaja putri adalah bulimia dan anorexsia nervosa. Pada masa remaja, khususnya remaja putri, dengan berat badan normal tidak puas dengan bentuk dan berat badannya dan ingin menjadi lebih kurus. Pada remaja putri ini pada umumnya ingin mempunyai bentuk badan yang lebih langsing, ramping dan menarik.
       
PEMBAHASAN

A.PERUBAHAN TUBUH YANG TERJADI PADA USIA REMAJA

         Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
        Menururt Hurlock (1964) Remaja awal (12/13 th – 17/18 th), remaja akhir (17/18 th – 21/22 th). WHO menyatakan walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun.
PSIKIS REMAJA
a.Remaja Awal
v  Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi
 Pada masa ini, remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini sering disebut strom and stress. Remaja sesekali sangat bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang meledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa percaya diri berganti rasa ragu-ragu yang berlebihan, termasuk ketidaktentuan dalam menentukan cita-cita dan menentukan hal-hal yang lain.
v  Status remaja awal yang membingungkan
      Status mereka tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan. Perlakuan orang tua terhadap mereka sering berganti-ganti. Orang tua ragu memberikan tanggungjawab dengan alasn mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat mereka bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat teguran sebagai “orang dewasa”. Karena itu, mereka bingung akan status mereka.

v  Banyak masalah yang dihadapi remaja
       Remaja awal sebagai individu yang banyak mengalami masalah dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan mereka lebih mengutamakan emosionalitas sehingga kurang mampu menerima pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapatnya. Faktor ini disebabkan karena mereka menganggap bahwa dirinya lebih mampu daripada orang tua.
b.Remaja Akhir
    Pada masa ini terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagngan psikis.
v  Stabilitas mulai timbul dan meningkat
 Stabilitas mulai timbul dan meningkat dalam aspek psikis. Demikian pula stabil dalam minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian, pergaulan dengan sesame ataupun lain jenis. Mereka mulai menunjukkan kemantapan serta tidak mudah berubah pendirian.Proses menjadi stabil ini akan lebih cepat apabila orang tua berperan dengan lebih demokratis.
v  Citra diri dan sikap pandang yang lebih realistis
  Disini remaja mulai menilai dirinya sebagaimana adanya (apa adanya), menghargai miliknya, keluarganya dan orang lain seperti keadaan sesungguhnya.
v   Menghadapi masalahnya secara lebih matang
 Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan piker remaja akhir yang telah lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih realistis.
v  Perasaan menjadi lebih tenang
Mereka tidak lagi menampakkan gejala-gejala strom and stress sehingga muncullah suatu ketenangan dalam diri mereka.
PERUBAHAN FISIK
a.Remaja Awal
Ø  Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat
Ø  Dalam jangka 3-4 tahun anak bertumbuh hingga tingginya hampir menyamai tinggi orang tua.
Ø  Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot sering tidak seimbang.
Ø  Pada laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha dan betis. Pada wanita mulai menunjukkan mekar tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak.
Ø  Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas dalam usia 12-14 tahun remaja putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.
Ø  Dalam masa pertumbuhan ini baik remaja pria maupun remaja wanita cenderung ke arah memanjang dibanding melebar.
Ø  Kematangan kelenjar seks pada usia 11/12 th – 14/15 th.Biasanya pertumbuhan itu lebih cepat pada remaja putri dibanding remaja putra.
b.Remaja Akhir
Ø  Pertumbuhan fisik remaja relatif berkurang dengan kata lain tidak sepesat dalam masa remaja awal.Bagi remaja pria pada usia 20 th dan remaja wanita 18 th keadaan tinggi badan mengalami pertumbuhan yang lambat.
Ø  Mengalami keadaan sempurna bagi beberapa aspek pertumbuhan dan menunjukkan kesiapan untuk memasuki masa dewasa awal. Seperti badan dan anggota badan menjadi berimbang, wajah yang simetris, bahu yang berimbang dengan pinggul.
Kondisi yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja:
ü  Sistem endokrin.
      Bila sistem endoktrin berfungsi normal maka anak akan memperlihatkan ukuran tubuh yang normal pula. Sebaliknya bila anak mengalami kekurangan hormon pertumbuhan, maka akan menjadi kecil seperti orang kerdil. Sedangkan yang kelebihan hormon pertumbuhan akan tumbuh menjadi terlalu besar.
ü  Pengaruh keluarga.
      Faktor keluarga ini meliputi faktor keturunan maupun lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat menjadi lebih tinggi dari anak lainnya.
ü  Pengaruh Gizi
     Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya.
ü  Gangguan emosional
    Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
ü  Jenis kelamin.
     Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari anak perempuan. Kecuali pada usia antara 12-15 tahun anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tnggi dan lebih berat dari anak laki-laki. Tejadinya perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari perempuan.
ü  Status sosial ekonomi.
     Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil ari pada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya tinggi.
ü  Kesehatan
     Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.

B. KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA USIA REMAJA

     Tabel berikut memuat perkiraan kebutuhan berbagai zat gizi pada usia remaja.
Anjuran kecukupan gizi pada usia remaja (13-18 tahun).
   Jenis                                                                       Kebutuhan zat gizi
   Kelamin       Umur(th)     Berat(kg)    Energi(kal)   Protein(gr)  Vit.A(RE) Fe(mg)


   Laki-laki        13-15             45                2400              64               600          17
                         16-19            56                 2500             66                600         23

       
  Perempuan     13-15             46                 2100             62                500         19
                        16-19             50                 2000             51                500         25
    
Energi
      Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti baik dalam kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.
      Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relatif sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan pertumbuhan.
       Kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-1200 kkal sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari.AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.
Ø  Protein
      Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dulu.Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5 – 2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
       Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai sumber protein adalah: daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan, kelinci), susu dan hasil olahannya (keju, mentega, yakult), kedele dan hasil olahannya (tempe, tahu), kacang-kacangan, dan lain-lain.
Ø  Lemak
        Kebutuhan lemak pada remaja dihitung sekitar 37% dari asupan energi total remaja, baik laki-laki maupun perempuan. Remaja sering mengkonsumsi lemak yang berlebih. Sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah gizi. Cara yang dipergunakan untuk mengurangi diet berlemak adalah dengan memanfaatkan aneka buah dan sayur serta produk padi-padian dan sereal, juga dengan memilih produk makanan yang rendah lemak.
Ø  Kalsium
       Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20 persen pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50 persen massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
Ø  Besi
       Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb).Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki.
        Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan limiting factor untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat besi.
          Hal lain yang perlu diingat, adalah bioavailability dari makanan umumnya sangat rendah yaitu <10 persen. Sumber besi dari hewani mempunyai bioavailability yang lebih tinggi dibandingkan sumber nabati.AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 19-26 mg setiap hari, sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg per hari. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba), daging putih (ayam, ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.
Ø  Seng (Zinc)
       Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.
Ø  Vitamin
        Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.

C.  ANGKA KECUKUPAN ZAT GIZI PADA USIA REMAJA

       Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada Recommended Dietary Allowances (RDA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG).angka kecukupan gizi berguna sebagai nilai rujukan yang digunakan untuk perencanaan dan penilaian konsumsi makanan dan asupan gizi bagi orang sehat agar terhindar dari defisiensi ataupun kelebihan asupan zat gizi.
       Perubahan komposisi tubuh mempengaruhi kebutuhan gizi pada remaja,baik pada laki-laki maupun perempuan sama-sama membutuhkan banyak energi dan zat gizi essensial untuk menopang pertumbuhan dan aktifitas fisik.akan tetapi,remaja laki-laki membutuhkan lebih banyak zat-zat gizi dibandingkan remaja perempuan karena adanya perbedaan  dalam jenis kegiatan,pengaruh hormonal serta susunan tubuh sehingga kebutuhan RDA pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
Tabel Kecukupan energi dilihat dari aktivitas


     Usia (Th)             Berat badan (Kg)               Jenis aktivitas          Energi(kalori)
    
     Laki-laki
     10-12                            35                                                                  1950
     13-15                            46                                                                  2100
     16-18                            55                                                                  2500

                                                                               Ringan                      2380
                                                                               Sedang                     2650
                                                                               Berat                        3200


     Perempuan
      10-12                          37                                                                   1750
      13-15                          48                                                                   1900
      16-18                          50                                                                   1950
            
                                                                               Ringan                       1800
                                                                               Sedang                      2200
                                                                               Berat                         2600

Sumber:Widya karya pangan nasional dan gizi VII,2004

        Kebutuhan energy dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat,lemak dan protein.karbohidrat banyak terdapat pada makanan pokok misalnya nasi,ubi jalar,jagung,sagu,dan sebagainya.untuk mengetahui apakah remaja telah tercukupi kebutuhan energinya dapat dilihat dari berat badan remaja tersebut.konsumsi energy yang terlalu banyak akan menyebabkan remaja menjadi kurus.konsumsi energy terbaik adalah konsumsi energy yang tidak berlebihan tetapi juga tidak kekurangan.
Angka Kecukupan Protein
Kecukupan Protein Sehari Untuk Remaja Menurut umur


        Kelompok umur            Berat badan (Kg)     Tinggi badan (Cm)    Protein(gr)
        Laki-laki
        10-12 tahun                         35                               138                        50
        13-15 tahun                         46                               150                        60
        16-18 tahun                         55                               160                        65
        Perempuan       
        10-12 tahun                         37                               145                        50
        13-15 tahun                         48                               153                        57
        16-18 tahun                         50                               154                        60

Sumber:Widya karya pangan nasional dan gizi VII,2004


D. PENENTUAN STATUS GIZI PADA REMAJA

         Status gizi dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri.antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah.Pengkajian status gizi selama remaja perlu dilakukan. Pada periode ini, kecenderungan resiko terjadinya gangguan gizi sangat tinggi, contohnya obesitas dan anoreksia nervosa. Salah satu cara sederhana yang dapat di gunakan untuk menentukan status gizi pada remaja adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT dapat membantu untuk mengidentifikasi remaja yang secara signifikan berisiko mengalami kelebihan berat badan.
         Masalah gizi pada remaja akan berdampak negative pada tingkat kesehatan masyarakat.misalnya penurunan konsentrasi belajar,risiko melahirkan bayi dengan BBLR,penurunan kesegaran jasmani.banyak penelitian dilakukan menunjukan kelompok remaja menderita/mengalami banyak masalah gizi.masalah gizi tersebut antara lain anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus.prevalensi anemi berkisar antara 40-88 %.sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar antara 30-40%.banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus. Kebiasaan makan yang baik akan mempengaruhi konsumsi makan seseorang dan zat-zat gizi dalam tubuh juga terpenuhi dengan baik. Makanan lengkap harus dipenuhi karena akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan status gizi seseorang, kebiasaan makan yang baik dicerminkan oleh konsumsi pangan yang mengandung zat gizi dengan jenis yang beragam dan jumlah yang seimbang serta dapat memenuhi kebutuhan individu.
Berikut adalah kategori-kategori status gizi :
-          Gizi kurang       : IMT di bawah 5 %
-          Gizi Normal      : IMT dari 5 % – 85 %
-          Gizi lebih          : IMT 85 %  – 95 %
-          Obesitas           : IMT lebih dari 95 %

Standar kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian,yaitu:
·         Ukuran Makro : yaitu kecukupan kalori (energy) dan kecukupan protein.
·         Ukuran Mikro : yaitu kecukupan vitamin dan mineral.
Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui bebrapa cara,yaitu:
1.      Mengukur tinggi badan dan berat badan,lalu membandingkannya dengan tabel standar.
2.      Menghitung indeks masa tubuh (BMI),yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan ( dalam Cm).indeks masa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.
3.      Mengukur ketebalan lipatan kulit.lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang ditarik menjauhi lengan,sehingga lapisan lemak dibawahnya bisa diukur,biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (caliper).lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50 % dari lemak tubuh.lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan 2,5 cm pada wanita.
4.      Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean Body Mass,massa tubuh yang tidak berlemak).
1.Kecukupan kalori (Energi)
Untuk mengukur atau menentukan banyaknya energy yang dihasilkan makanan,dapat dilakukan dua cara,yaitu:
a.       Secara langsung
Pengukuran atau penentuan banyaknya energy yang dihasilkan oleh makanan dengan menggunakan alat yang disebut bomb calorimeter.dengan menggunakan alat tersebut,akan dapat ditentukan atau diukur sejumlah kalori (untuk energy) yang dihasilkan zat makanan.satu kalori adalah banyaknya panas yang digunakan untuk menaikkan suhu 1 liter air sebanyak 1 %.
b.      Secara tidak langsung
Pengukuran atau penentuan banyaknya energy yang dihasilkan oleh makanan atau bahan makanan melalui suatu penguraian kimiawi dengan ditentukan terlebih dahulu karbohidrat,lemak dan protein.
Penentuan kebutuhan kecukupan energy:
     Cara menentukan kebutuhan energy ( kalori ) yaitu dengan teori RBW (teori berat badan relative).
RBW = BB (Kg) / TB (Cm) – 100 × 100 %
Dimana:
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan
Dengan ketentuan:
1.      Kurus jika RBW < 90%
2.      Normal jika RBW = 90-100 %
3.      Gemuk jika RBW > 110 % atau 120 %
4.      Obesitas ringan RBW 120-130 %
5.      Obesitas sedang RBW > 130-140 %
6.      Obesitas berat RBW > 140 %
Kebutuhan kalori perhari:
1.      Orang kurus BB × 40-60 kalori.
2.      Orang normal BB × 30 kalori
3.      Orang gemuk BB × 20 kalori
4.      Orang obesitas BB ×10 kalori.
2.Kecukupan protein
      Tubuh kita tidak dapat menghindari kehilangan-kehilangan protein terutama yang terjadi melalui air seni,kotoran,dan kulit.dari penelitian-penelitian diperoleh suatu formula yang dikenal dengan cara factorial untuk memperoleh angka kebutuhan protein sebagai berikut;
R = (Ub + Fb . S + G) × 1,1
Keterangan:
R= Kebutuhan nitrogen per Kg berat badan sehari
Ub = Kehilangan nitrogen basal melalui air seni per Kg berat badan sehari.
Fb = Kehilangan nitrogen basal melalui kotoran per Kg sehari.
S = Kehilangan nitrogen melalui kulit per Kg berat badan sehari.
G = Kebutuhan nitrogen untuk pertumbuhan per Kg sehari
1,1 = Tambahan 10% untuk safety margin
        Protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan tarjadi dengan cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein lebih besar pada remaja laki-laki, karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12 – 14 % dari pemasukan energi. Bila pemasukan energi tidak adekuat, maka protein akan di gunakan sebagai sumber energi dan ini akan emngakibatkan malnutrisi. Oleh karena itu anak – anak yang masih dalam masa pertumbuhan membutuhkan lebih banyak protein dari pada usia lanjut. Kurang kalori protein (KKP) sering diderita oleh anak dengan tanda-tanda perut buncit, rambut kering, mudah rontok, cengeng, nafsu makan berkurang, bengkak-bengkak tubuh dan bersikap acuh tak acuh.
3.Kecukupan Vitamin
      Kebutuhan vitamin tiamin, ribovlafin dan niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut diperlukan untuk membantu proses metabolisme energi. Begitu juga dengan folat dan vitamin B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya adalah vitamin D yang di butuhkan untuk mendukung pertumbuhan otot dan tulang. Vitamin A, C, dan E juga di butuhkan untuk pembentukan dan mendukung fungsi sel baru.
     Kekurangan vitamin pada remaja dapat menimbulkan masalah kesehatan dan pertumbuhan fisiknya, seperti :
-          Gejala buta senja, tidak tahan terhadap cahaya
-          Terkena Rakhitis
-          Berkurangnya imunitas tubuh terhadap penyakit.
4.Kecukupan Mineral
        Yodium merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relative sangat kecil,tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormone tiroksin.kebutuhan yodium sehari sekitar 1-2 g per Kg berat badan.perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 perhari untuk usia sampai 10 tahun.dab 150 g perhari untuk usia 19 tahun keatas.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA MASA REMAJA

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada masa remaja yaitu:
v  Pola makan remaja
       Pola makan remaja akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperoleh untuk pertumbuhan dan perkembanganya,jumlah makanan yang cukup sesuai dengan kebutuhan akan menyediakan zat-zat gizi yang cukup untuk remaja, guna menjalankan kegiatan fisik yang akan dilakukanya, apabila asupan tersebut kurang maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembanganya serta prestasinya.
v  Transisi ekonomi
       Dengan adanya transisi ekonomi, juga berpengaruh terhadap pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat. Perubahan pola konsumsi mulai terjadi di kota-kota besar, yaitu dari pola makanan tradisional yang banyak mengandung karbohidrat, protein, serat, vitamin dan mineral bergeser ke pola makanan berat yang cenderung banyak mengandung lemak, protein, gula dan garam serta miskin serat, vitamin dan mineral sehingga mudah merangsang terjadinya penyakit-penyakit gangguan saluran pencernaan, penyakit jantung, obesitas dan kanker.
v  Kebiasaan makan yang kurang
        Kebiasaan makan yang kurang pada remaja berawal pada kebiasaan makan keluarga yang tidak baik yang sudah tertanam sejak kecil dan akan terus terjadi pada usia remaja mereka makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan zat-zat gizi dan dampak tidak terpenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap kesehatan mereka.
v  Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan
        Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan yang tertentu saja menyebabkan kebutuhan gizi tidak terpenuhi keadaan ini berkaitan dengan “mode” yang tengah marak di kalangan remaja seperti kebiasaan makan fast food dan makanan siap saji.
p pengaruh teman dan media massa
        Usia remaja merupakan usia yang sangat mudah terpengaruh oleh siapa saja teman pergaulan dan media masa terutama iklan yang menarik perhatian remaja tentang makanan yang baru dan harga yang terjangkau. Kebutuhan energi pada remaja menurut AKG adalah 2500 Kal untuk laki-  laki dan 1900 Kal untuk perempuan, sedangkan kebutuhan protein sebesar 60 gr untuk laki-laki dan 50 gr untuk perempuan.  Dari hasil penelitian terlihat bahwa rata-rata konsumsi energi responden masih rendah dari yang dianjurkan, yaitu sebesar 1706,62 Kal.  Konsumsi karbohidrat dan lemak perlu ditingkatkan untuk mencapai angka kecukupan energi yang dibutuhkan.
v  Aktivitas
       Kebutuhan energi merupakan faktor yang cukup dominan dan perlu di perhatikan. Remaja yang mempunyai aktifitas yang lebih akan memerlukan energi lebih banyak di bandingkan dengan remaja yang tidak banyak melakukan aktifitas. Remaja  yang kurang gizi dapat terjadi karena jumlah energi dan zat-zat lainnya yang di konsumsi  tidak memenuhi kebutuhan yang sangat meningkat.
         Bila asupan energi kurang dari makanan dibandingkan dengan energi yang dikeluarkan maka tubuh akan mengalami keseimbangan negatif akibatnya berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal), bila terjadi pada masa pertumbuhan maka akan menghambat proses pertumbuhan dan pada orang dewasa menyebabkan penurunan berat badan dan kerusakan jaringan. Asupan energi yang kurang juga menyebabkan cadangan energi yang tersimpan dalam tubuh terkuras untuk menghasilkan energi dan akhirnya akan berakibat pada penurunan berat badan.
v  Asupan energy dan protein
        Asupan energi yang kurang dari pada kekurangan protein. Hal ini diduga terjadi disebabkan protein yang dikonsumsi berasal dari nabati yang relatif murah sehingga dari angka kecukupan terpenuhi tapi belum mempunyai mutu protein yang tinggi,  sedangkan pertumbuhan dan penambahan otot hanya akan optimal terjadi bila mutu protein itu komplet atau protein dengan nilai biologi tinggi yang mengandung semua jenis asam amino essensial dalam jumlah dan proporsi sesuai dengan keperluan pertumbuhan. Penyebab lain kemungkinan protein digunakan sebagai pengganti energi yang kurang, karena bila energi didalam tubuh terbatas maka sel terpaksa menggunakan protein untuk membentuk/menghasilkan energi.
       Bila asupan protein kurang dari makanan maka jaringan dalam tubuh tidak dapat berkerja dengan maksimal karena protein berfungsi sebagai memperbaiki jaringan yang rusak dan sebagai pertumbuhan pada usia remaja. Konsumsi makan golongan remaja yang salah akan mengakibatkan munculnya masalah gizi karena ketidak seimbangan konsumsi makanan secara fisik. Makanan disebabkan terlalu ketatnya berdiet., aspek pemilihan makanan penting diperhatikan karena remaja sudah menginjak tahap independensi dalam mengkonsumsi serat Dapat dilihat dalam bentuk tubuh yang terlalu langsing atau kegemukan.
v  Pendidikan yang rendah
       Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan gizi adalah pendidikan yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi. Sehingga mempengaruhi pengetahuan gizi, masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah akan lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi, termasuk tradisi yang berhubungan dengan makanan sehingga sulit menerima perubahan di bidang gizi. Pengetahuan gizi yang rendah akan mempengaruhi konsumsinya.
        Pengetahuan tentang konsumsi makanan remaja yang rendah akan berpengaruh pada pola konsumsi makanan cepat saji pada remaja tersebut. Masalah yang sering timbul ialah perubahan gaya hidup pada remaja memiliki pengaruh signifikan terhadap kebiasaan makan mereka, di mana remaja mulai berinteraksi dengan lebih banyak pengaruh lingkungan dan mengalami pembentukan perilaku, yang menjadikan mereka lebih aktif, lebih banyak makan di luar rumah, dan mendapat banyak pengaruh dalam pemilihan makanan yang akan dimakannya mereka juga lebih sering mencoba-coba makanan baru, salah satunya adalah Fast Food.
 F. MASALAH GIZI YANG DIHADAPI PADA MASA REMAJA

          Remaja tetap membutuhkan asupan nurisi yang baik agar perkembangan dan pertumbuhannya lebih maksimal. Namun ada beberapa masalah gizi yang kerap menyerang kaum remaja.Saat remaja terjadi perubahan fisiologis yang bisa mempengaruhi kebutuhan gizi termasuk untuk pertumbuhan yang cepat, biasanya pertumbuhan cepat lebih banyak terlihat pada remaja laki-laki. Namun remaja kadang memilih makanan yang tidak tepat sehingga mempengaruhi asupan gizi yang masuk ke tubuhnya.
Berikut ini adalah beberapa contoh masalah gizi pada remaja,antara lain yaitu:
Ø  Obesitas
      Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.
Ø  Kurang Energi Kronis
     Berbagai studi melaporkan kaum remaja terutama perempuan banyak yang tidak puas dengan berat badannya, sehingga melakukan diet dengan cara yang salah seperti melewatkan waktu makan, menghindari daging merah, tapi mengonsumsi makanan ringan dan bergula.Hal ini bukanlah pilihan yang tepat dan sehat karena pada usia tersebut tubuh mengalami percepatan pertumbuhan yang menuntut adanya peningkatan nutrisi. Jika diet yang dilakukan salah maka tubuh akan mendapatkan nutrisi yang penting dalam jumlah kecil atau tidak sama sekali.
         Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
Ø  Anemia
      Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki.
        Kondisi ini merupakan hal yang paling umum dijumpai. Pertumbuhan yang cepat ditambah dengan gaya hidup dan pilihan makanan yang buruk bisa mengakibatkan remaja mengalami anemia akibat kekurangan zat besi,terutama pada remaja putri.ketika ia sudah mengalami menstruasi.Sumber makanan utama yang mengandung zat besi adalah daging merah, sereal, buah kering, roti dan sayuran berdaun hijau. Sumber zat besi yang berasal dari non-daging membutuhkan asupan nutrisi lain untuk meningkatkan penyerapannya seperti makanan kaya vitamin C (jeruk, blackcurrant dan sayuran berdaun hijau), sedangkan zat tanin yang terkandung dalam teh bisa mengurangi penyerapan zat besi.
Ø  Kekurangan kalsium       
        Survei menemukan sekitar 25 persen remaja memiliki asupan kalsium lebih rendah dari yang direkomendasikan sehingga berdampak terhadap kesehatan tulangnya di masa depan, salah satunya adalah osteoporosis yang membuat tulang.
rapuh dan mudah patah.Tulang akan terus tumbuh dan diperkuat sampai usia 30 tahun dan masa remaja adalah waktu yang sangat penting untuk perkembangan ini. Nutrisi yang diperlukan seperti vitamin D, kalsium dan fosfor.
 G. MENU MAKANAN YANG SEHAT UNTUK REMAJA

         Menu makanan sehari-hari yang dikonsumsi diperlukan makanan yang memiliki komposisi makanan seimbang, hal ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi. Makanan gizi seimbang digunakan untuk memenuhi zat-zat gizi yang tidak terdapat pada makanan dapat terpenuhi oleh makanan lain. Demikian juga bahan makanan dalam susunan aneka ragam menu seimbang akan saling melengkapi (Almatsier, 2005).
Makanan yang kita konsumsi harus mengandung zat-zat yaitu sebagai berikut:
Ø  Sumber energi yang sering disebut sumber tenaga bisa diperoleh dari sumber karbohidrat, seperti beras, jagung, ubi kayu, talas, mie, kentang, dan roti, minyak, margarine, dan santan yang mengandung lemak.
Ø  Sumber protein disebut juga zat pembangun yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan badan juga, pembentuk jaringan-jaringan baru, dan pemeliharaan tubuh. Selain itu, protein juga berguna untuk menjernihkan pikiran, dan meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan. Sumber protein diperoleh dari sumber hewani (daging, ayam, ikan, dan telur) dan nabati (tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tahun dan tempe). Kita jangan terpaku kalau protein itu harus makan “daging atau ayam”. Kalau tidak ada, protein nabati juga tidak kalah kandungan proteinnya untuk proses perkembangan dan pertumbuhan badan.
Ø  Lemak berguna sebagai cadangan energi, pelarut vitamin A, D, E, dan K, pelumas persendian, pertumbuhan dan pencegahan peradangan kulit, pemberi cita rasa pada makanan. Lemak bisa diperoleh dari minyak goreng, mentega, susu, daging, dan ikan. Makanan berlemak yang berlebihan seperti gajih, daging berlemak, kulit  ayam, susu berlemak, keju, dan mentega tidak disarankan karena bisa mengganggu kesehatan.
Ø  Vitamin dapat diperoleh dari sayuran dan buah-buahan. Kandungan vitamin dan mineral pada buah dan sayuran bermanfaat untuk mengatur pengolahan bahan makanan serta menjaga keseimbangan cairan tubuh. Biasanya banyak remaja yang kurang suka makan sayuran dan buah-buahan. Padahal, asam folat, B12, A, C, D, dan E. bila perlu kita juga bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dengan makan tablet-tablet vitamin yang dijual.
Ø  Mineral sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan selama masa pubertas dan remaja. Misalnya, kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan otot-otot. Makanan sumber kalsium bisa diperoleh dari susu (dan hasil olahannya),  makanan yang difermentasi (tempe, oncom, tauco, dan sebagainya), ikan-ikanan (ikan teri dan sebagainya). Selain itu, tubuh kita juga membutuhkan mineral Zn (seng) untuk pertumbuhan dan kematangan seksual. Makanan sumber seng bisa diperoleh dari ikan, kerang-kerangan, dan sayur-sayuran. Kebutuhan zat besi pada cowok akan meningkat pada saat proses kematangan seksual. Sementara pada perempuan terjadi pada saat menstruasi karena pada saat menstruasi zat besi akan keluar bersama darah menstruasi. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara terus menerus dapat menimbulkan penyakit anemia (kurang darah).
Ø  Serat berfungsi untuk memudahkan proses buang air besar, membuang racun-racun dalam tubuh, dan mencegah kegemukan. Serat bisa diperoleh dari sayur-sayuran, buah-buahan dan agar-agar.
Berikut ini beberapa petunjuk dalam mengatur makanan pada usia remaja.
  1. Jagalah berat badan agar ada pada tingkat yang normal. Hindarkan berat badan terlalu rendah yaitu dibawah 80% dan berat normal atau berat badan yang terlalu tinggi (lebih dan 120% berat badan normal). Kekurusan atau “twiggy” yang melambangkan kelangsingan dan kecantikan wanita akan mendorong terjadinya berbagai defisiensi gizi seperti anemia gizi, defisiensi vitamin, dan sebagainya.
  2. Upayakan agar tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang seimbang dengan kebutuhan tubuh, baik zat gizi makro maupun mikro. Makanan sesuai syarat “empat sehat” merupakan keharusan untuk menjamin terpenuhinya kecukupan gizi.
  3. Pantangan terhadap jenis-jenis makanan tertentu yang tidak berdasar sebaiknya tidak dilakukan, kecuali atas dasar indikasi medis.
  4. Berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang kaya akan berbagai vitamin dan mineral sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan kulit.
  5. Makanan yang kadar lemaknya tinggi dan makanan yang terlalu manis sebaiknya dihindari agar kulit selalu tampak halus dan tidak berminyak.
  6. Bagi remaja pria kecukupan protein dan energi harus terpenuhi agar otot-otot tubuh dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
  7. Hindarilah kesukaan yang berlebihan terhadap hanya makanan-makanan tertentu saja, untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan berbagai zat gizi. Makanan fast food, baik lokal maupun yang berasal dari luar negeri tidak dilarang, asalkan tidak terlalu sering sehingga meniadakan makanan lengkap di rumah.
  8. Kebiasaan “ngemil” atau senang makan makanan kecil memungkinkan tubuh memperoleh tambahan energi sehingga tanpa disadari intake energi ke dalam tubuh melebihi  kebuthan dan dampaknya berupa bertambahnya timbunan lemak dalam tubuh. Kebiasaan seperti itu akan memudahkan terjadinya “obesitas” pada usia remaja.
  9. Kebiasaan makanan yang teratur mulai sarapan pagi, makan siang dan makan malam dengan menu yang memenuhi syarat empat sehat dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan adalah cara yang paling baik dalam memelihara kesehatan dan kelangsingan tubuh. Meniadakan salah satu dari tiga macam makanan lengkap itu untuk tujuan apapun, sangat tidak dianjurkan. Tubuh akan mengalami kekosongan masukan zat gizi untuk jangka waktu yang relatif lama, yang bukan tidak mungkin membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh.

KESIMPULAN

          Masa remaja adalah salah satu fase yang penting dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Kondisi seseorang pada masa dewasa banyak ditentukan oleh keadaan gizi dan kesehatan pada masa remaja. Oleh karena itu status gizi dan kesehatan merupakan factor penentu kualitas remaja. Dengan status gizi dan kesehatan yang optimal pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi lebih sempurna. Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 – 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12 sampai 21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada remaja yaitu:
1.      Pola makan remaja
2.      Transisi ekonomi
3.      Kebiasaan makan yang kurang
4.      Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan
5.      Pengaruh teman dan media massa
6.      Aktivitas
7.      Asupan energy dan protein
8.      Pengetahuan rendah
Beberapa masalah gizi yang terjadi pada usia remaja ialah:
v  Obesitas
v  Kurang energy kornis
v  Anemia
v  Kekurangan kalsium
      Cara menjaga pola makan seimbang pada usia remaja adalah dengan cara mengindari kesukaan terhadap makanan yang berlebihan dan menghindari kebiasaan mengemil karena cemilan kaya akan karbohidrat dan lemak,selain itu menghindari pantangan terhadap jenis makanan tertentu kecuali atas indikasi medis.
 REFERENSI
1. Supariasa, 2007. Pengantar Ilmu Gizi. Jakarta. Pustaka Pelajar
2.Poltekes Depkes I. 2009. “Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya”. Jakarta. Salemba Medika.
3.Irianto, Kus. 2004. “ Gizi & Pola Hidup Sehat “. Bandung. Yrama Widya.
4.Yuniastuti, Ari. 2007. “ Gizi dan Kesehatan “. Yogyakarta. Graha Ilmu.
5.www.rajawana.com./artikel/kesehatan/gizi-remaja di akses tanggal 28 Maret 2012
6.Irianto,kusno waluyo.2004.Gizi dan Pola Hidup Sehat.Bandung:CV YRAMA WIDYA.
7.Supriasa,I Dewan Nyoman.2002.Penilaian Status Gizi.Jakarta:ECG.
8.Hendrayati,Salmiah.2010.Jurnal Pengetahuan Gizi,Pola Makan dan Status Gizi Siswa SMP Negeri 4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng.Makassar:Politeknik Kesehatan.